Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Maimoen Zubair

Algoritma Kemerdekaan Perspektif Syaikhuna Maimoen Zubair

Algoritma Kemerdekaan Perspektif Syaikhuna Maimoen Zubair

Syahril Mubarok by Syahril Mubarok
18/08/2022
in Kolom, Tajuk Utama
12 1
0
13
SHARES
255
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Siapa yang tidak mengenal KH. Maimoen Zubair? Ulama yang akrab disapa ‘Mbah Moen’ merupakan salah satu ulama Indonesia abad kini yang diakui oleh dunia. Selain ahli di bidang keagamaan, Mbah Moen juga terkenal dengan ulama dengan semangat nasionalisme yang tinggi.

Bukan sebuah kebetulan jika Islam dapat berkembang pesat dan menjadi agama mayoritas penduduk Indonesia, tapi memang ada beberapa kesamaan dan keserasian antara Indonesia dan Islam sesuai skenario Allah SWT. Syekh Nawawi Banten pernah berkata;

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

إِنَّ شَرْطَ الْمُرَافَقَةِ الْمُوَافَقَةُ

“Syarat sebuah kedekatan adalah keserasian”

KH. Maimoen Zubair sering sekali menyampaikan dalam pengajiannya tentang kesamaan antara Indonesia dan Islam. Salah satu yang sering disampaikan adalah filosofi mengenai 17-08-45. Dengan notabene beliau yang seorang ahli tafsir, tentu ayat-ayat Alquran yang sering beliau sebutkan tentang kecocokan antara Indonesia dengan Islam bukanlah asal-asalan dan cocoklogi belaka.

Mbah Moen beberapa kali dalam kesempatan tausiyahnya menyampaikan banyak kesamaan Indonesia dengan Islam, kesamaan dalam angka ataupun kesamaan dalil-dalil Alquran maupun al-Hadits dengan apa yang ada di Indonesia.

Misteri Angka 17-08-45  

Angka 17 yang menjadi tanggal proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, yang menurut Mbah Moen hal ini tidak dapat dipisahkan dengan Rasulullah SAW dan simbol-simbol Islam. Sebab tanggal diutusnya Rasulullah SAW bertepatan dengan 17 Ramadhan 8 Agustus, sedangkan proklamasi kemerdekaan NKRI tanggal 17 Agustus 8 Ramadhan. Masya Allah.

Pada tanggal 17 Ramadhan pula Al-Qur’an diturunkan dari Lauhul Mahfuz ke Baitul Izzah , langit dunia. Allah berfirman;

إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِي لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan” [Q.S. al-Qadr: 1]

Menurut Ibnu Abbas RA, pada tanggal diturunkannya Alquran itu pula tepat datangnya malam Laylat al-Qadr. Menurut penuturan beliau, pada tanggal 17 Ramadhan kala itu terjadi perang badar yang dimenangkan oleh umat muslim dengan bala bantuan malaikat yang diturunkan oleh Allah SWT.

Demikian pula yang terjadi menjelang proklamasi. Beberapa hari mendekati proklamasi kemerdekaan Indonesia terjadi tarik-ulur kesepakatan pendapat antara golongan muda dan golongan tua disertai gontot-gontotan persetujuan dari pihak Jepang. Tapi akhirnya atas izin Allah SWT, kemerdekaan tetap menjadi hak independen Indonesia setelah Jepang akhirnya menyatakan menyerah dari sekutu.

Selain kemiripan angka di muka, angka 17 itu juga sama dengan jumlah rukun sholat dan rakaat sholat. Menurut KH. Maimoen Zubair, filosofi dua sayap garuda yang bulunya sama-sama ada 17, yang kanan adalah tanda rukun dan rakaat sholat, sedangkan yang kiri adalah tanda pemuda.

Mbah Moen memfilosofikan 17 bulu pada sayap kiri garuda dengan pemuda, karena selisih tahun antara tanggal Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dengan Proklamasi Kemerdekaan NKRI 17 Agustus 1945 adalah 17 tahun. Filosofi Mbah Moen ini berlandaskan pada hadits Rasulullah SAW yang berbunyi;

شُبَّانُنَا الْيَوْمَ رِجَالُنَا الْغَدَ

“Para pemuda kita hari ini adalah para pahlawan kita di masa depan”

Mbah Moen juga pernah menyampaikan bahwa seseorang akan mulai mencari jati dirinya pada usia 17 tahun. Secara psikologis, remaja berusia 17 tahun memang sudah mulai berperan dan terlibat aktif dalam lingkungan, keluarga ataupun hubungan sosial yang lain.

Pada usia itu juga, remaja mulai memiliki pemikiran-pemikiran ideal, memikirkan masa depan, dan belajar kemandirian baik di bidang emosional maupun finansial. Mbah Moen pernah menyampaikan, “Manusia itu mulai mencari jati dirinya pada usia 17 tahun. Jadi, kalau sampai umur 40 tahun masih bodoh, berarti ya bodoh selamanya”.

Secara psikologis, usia 17-30 tahun adalah usia di mana manusia sedang berada di periode quarter life crisis atau krisis seperempat abad dalam kehidupan. Umumnya, orang yang sedang berada di fase ini sering mengalami bingung, galau, tidak memiliki arah, dan khawatir akan ketidakpastian kehidupannya di masa mendatang. Atau dengan kata lain, sedang mencari jati diri di fase labil dan mencari jalan keluarnya.

Angka 8

Selanjutnya angka 8 yang berarti bulan Agustus. Mbah Moen pernah menerangkan pada salah satu tausiyahnya, bahwa pada bulan Agustus adalah masa di mana Nur Rasulullah SAW berpindah dari Sayyid Abdullah ke rahim Sayyidah Aminah yang bertepatan dengan bulan Rajab menurut kalender penanggalan Hijriyah.

Secara medis, usia kehamilan pada umumnya adalah 9 bulan. Berarti jika dihitung menggunakan kalender Hijriyah dari bulan Rajab, maka Rasulullah SAW lahir pada bulan Rabiul Awal. Sedangkan jika dihitung menggunakan kalender Masehi dari bulan Agustus, maka bulan kelahiran Rasulullah SAW adalah bulan April.

Angka 8 juga menunjukkan anggota sujud menurut pendapat Mbah Moen. 8 anggota sujud itu ialah; dahi, telapak tangan kanan dan kiri, lutut kanan dan kiri, jari-jari kaki kanan dan kiri yang harus menghadap kiblat, dan yang terakhir adalah hati. Sebab akan percuma jika seluruh anggota tubuh sudah merendah dan meringkuk akan tetapi hati masih tetap sombong mendongak dan congkak memikirkan kehidupan dunia yang fana.

Selain itu, surga Allah juga mempunyai 8 pintu yang satu per-satunya dikhususkan untuk golongan tertentu. Pertama ar-Rayyan untuk orang-orang yang berpuasa. Kedua as-Shadāqah untuk orang-orang yang gemar bersedekah. Ketiga as-Shalat untuk orang-orang yang disiplin dan rutin menjalankan sholat wajib dan sunnah. Keempat al-Jihād untuk orang-orang yang ikhlas dalam berjihad dalam jalan Allah. Kelima ad-Dzikr untuk orang-orang yang ahli berdzikir. Keenam al-Ayman untuk orang-orang yang masuk surga tanpa hisab. Ketujuh al-Kaadziminal Ghaidz untuk orang-orang yang dapat mengendalikan amarahnya. Kedelapan Bāb al-Walid untuk orang-orang yang berbakti kepada orang tuanya.

Page 1 of 2
12Next
Tags: Kemerdekaan IndonesiaKH Maimoen ZubairMaimoen ZubairRahasia Angka 17-08-45
Previous Post

Mengapa Indonesia Bukan Negara Islam?

Next Post

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 038

Syahril Mubarok

Syahril Mubarok

Netflix dan Kopi Hitam

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Next Post
thumbnail bulletin jum'at 038

Bulletin Jum'at Al-Wasathy | Edisi 038

generasi milenial

Hijrah dan Celah Radikalisme Pada Generasi Milenial

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.