“Ayo Mondok, Tapi Jangan Salah Pilih” adalah tema yang dipilih Islamina pada webinar kali ini. Tema ini menyiratkan dua hal sekaligus: Perintah sekaligus Larangan (al-amru wannahyu, dalam Bahasa Ushul Fiqh). Ajakannya jelas, “ayo mondok” karena pondok pesantren tak sekedar menyuapi santri dengan ilmu pengetahuan, tetapi juga membekali dengan perangkat kompetensi dan keterampilan. Dan yang terpenting, pesantren selalu memberikan keteladanan.
Bagi perempuan yang hendak menjadi ulama, maka pondok pesantren perlu menjadi opsi utama. Bu Nyai Hindun ( Hindun Anisah) sudah menegaskan bahwa ulama tak dapat dimonopoli oleh satu jenis kelamin laki-laki. Karena ukuran ulama itu ilmu pengetahuan dan ketakutannya kepada Allah. Betul bahwa Pesantren memisahkan laki-laki dan perempuan. Bahwa laki-laki dan perempuan itu berbeda. Tapi pesantren tak membedakannya apalagi mendiskriminasi. Karena keduanya sama-sama mendapatkan hak belajar yang sama.
Bagi anda yang ingin menjadi penulis handal, Khilma Anis (Khilma Anis) telah menyuguhkan kekayaan khazanah dan tradisi pesantren yang dapat menjadi inspirasi bagi kita semua. Khilma Anis bukan sekedar mengajak menulis, tapi juga telah meneladankan. Dari tangannya, telah lahir sejumlah karya novel. Yang tak sekedar membuka wawasan tentang tradisi pesantren dan pewayangan, tetapi juga kerapkali mengoyak hati, membawa dilema antara memilih Suhita ataukah Rengganis.