سُبْحانَ اللَّهِ وبحمْدِهِ، أَسْتَغْفِرُ اللَّه وأَتُوبُ إِلَيْهِ
Subhanallah wa bihamdihi, astagfirullah wa atubu ilaihi
Maha suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Aku meminta ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.
Baca juga: Benarkah Kebaikan akan Menghapus Keburukan? Telaah Tafsir Surat Hud ayat 114
Imam Nawawi dalam kitab Riyadhu Sholihin mengutip sebuah hadist Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim,
وعَنْ عَائِشَةَ رَضي اللَّه عنْهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ قَبْل موْتِهِ: “سُبْحانَ اللَّهِ وبحمْدِهِ، أَسْتَغْفِرُ اللَّه وأَتُوبُ إِلَيْهِ” متفقٌ عَلَيهِ
Artinya:
Diriwayatkan dari Siti Aisyah Radhiyallahu Anha berkata: sebelum wafat, Rasulullah memperbanyak membaca: “Maha suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Aku meminta ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-nya. (Muttafaqun Alaihi).
Menurut Muhammad Ali dalam kitab Dalil Al-Falihin menjelaskan bahwa Nabi Muhammad Saw menjelang wafatnya, beliau memperbanyak membaca bacaan seperti penjelasan diatas saat sedang ruku’ dan sujud dalam shalat. Hal ini sesuai perintah dalam Surat An-Nasr ayat 3 yang berbunyi,
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
Artinya:
maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat. (QS. An Nasr: 3).
Dari penjelasan ini dapat dipahami bahwa Nabi Muhammad Saw sebagai manusia yang selalu dijaga dari dosa tetapi beliau selalu memperbanyak meminta ampunan kepada Allah. Beliau ingin mengajarkan kepada umatnya agar selalu ingat kepada Allah dan beristigfar agar kebiasaan ini berlangsung sampai ajal hendak menjemput.
Tulisan ini pernah dimuat di Syahadat.id