islamina.id — Seorang manusia memiliki kondisi atau rasa yang tidak mengenakkan atau tidak aman. Hal itu dipicu oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut menyebabkan rasa insecure muncul dan dianggap menjadi problem. Perasaan insecure atau tidak aman datang dari lingkungan, standar sosial, trauma, kegagalan, dan dalam diri sendiri.
Insecure dalam kamus psikologi adalah sebuah upaya dari adanya emosi yang terjadi apabila menilai diri kita menjadi seorang inferior dari orang lain. Saat merasa insecure, individu cenderung merasa ketakutan. Semakin tak percaya diri, semakin banyak rasa insecure yang ada dalam pikiran. Akibatnya, kita jadi takut berhubungan dengan individu lain. Padahal silaturrahim atau hubungan merupakan komponen penting dalam keberislaman.
Sebagai Muslim, kita sering mengalami rasa insecure. Rasa insecure ini bisa dalam hal fisik, hubungan dengan pasangan atau kelompok individu, karir atau lainnya. Masalah ini juga pernah ditulis oleh Rachida binti Musa di mvslim.com dengan artikel yang berjudul “Why you should never feel insecure“.
Dalam artikelnya ia mengungkapkan rasa tidak aman dihubungkan dengan citra diri yang rendah. Ini mungkin terjadi karena apa yang kita alami di masa lalu. Jika kita sering diganggu, rasa insecure bisa menjadi konsekuensi. Tetapi kita bisa membuat diri tidak aman jika menempatkan hidup dalam sebuah bingkai. Sebuah bingkai di mana kita mewajibkan diri untuk masuk dalam bingkai itu, tanpa memikirkan perbedaan manusia.
Lebih lanjutnya, kolumnis ini juga menjelaskan bahwa rasa insecure itu timbul dengan mudah. Ketika kita percaya bahwa tidak berhasil dalam pekerjaan, memiliki keluarga, menjalankan rumah tangga, memiliki tubuh yang indah, memiliki kekayaan, memiliki teman yang ‘menyenangkan’ dan ‘sukses’, maka dapat dengan mudah merasa tidak aman tentang diri kita.
Rasa insecure juga dialami oleh Nabi Muhammad Saw. Ketika Nabi Saw dihalang-halangi oleh kaum kafir untuk masuk ke Masjidil Haram, muncullah rasa tidak aman dalam diri Nabi Saw dan orang-orang Mukmin. Sampai Allah menjamin keamanan orang-orang Mukmin. Kejadian ini merupakan faktor eksternal dari rasa insecure yang saat itu konsekuensi dakwah Nabi Saw. Faktor internalnya muncul dalam diri kaum Mukmin karena perasaan dari hati dan pikiran. Pada akhirnya, Allah Swt. memberikan jaminannya.
Menjadi umat Islam yang mengikuti sunnah-sunnah Nabi Saw., kita dapat mengatasi problem perasaan insecure ini. Apa saja yang dapat kita lakukan?. Berikut ini cara-cara yang dapat kita lakukan untuk mengatasi rasa insecure.
1. Kenali dan Sadari
Cara pertama yaitu dengan Ma’rifat al-Nafs (mengenal diri) dan menyadari diri.Coba ambil secarik kertas kosong. Kemudian mapping atau petakan penyebab-penyebabnya. Lalu apa yang bisa kita lakukan terhadap apa yang menyebabkan kita merasa tidak aman.