islamina.id — Akhir-akhir ini, setelah Indonesia merayakan usianya yang ke 75 tahun, masih saja diusik oleh beberapa kelompok pengusung “khilafah”. Dengan menyelenggarakan premier film dokumenter berjudul “Jejak Khilafah di Nusantara”, mereka mencoba menerapkan “cocoklogi” dan mem-brainstorming para Muslim millenial dengan “sistem khilafah”.
Menariknya, kelompok ini sok peduli dengan peradaban Islam Nusantara dan makam-makam kuno penyebar Islam yang tak terawat !. Kemarin kemana saja yā akhī ?.
Penikmat Film sekaligus Tukang Ngohwah
Jejak Khilafah di Nusantara tayang melalui streaming. Link streaming dibagikan saat penonton mendaftar melalui berbagai media sosial. Bisa kita lihat, bagaimana mereka menyasar kalangan Muslim urban dari kalangan millenial sampai Gen-Z.
Oke, penulis coba spoiler film itu agar para pembaca setia islamina terbuka mindset-nya. Dalam film itu, Moeflich Hasbullah menyatakan ada hubungan kerajaan Sriwijaya dengan dinasti Umayyah. Tak mau ketinggalan direktur film, Nicko Pandawa mengatakan Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik membawa khilafah Islam di Jawa.
Dan dalam pengambilan gambarnya, film tersebut menampilkan kondisi makam-makam kuno. Makam-makam kuno yang berlokasi di Gampong Pande (Aceh) yang kondisinya tak layak.
Terkait film ini, redaksi islamina sengaja mewawancarai Azyumardi Azra sebagai seorang ahli yang telah lama meneliti sejarah hubungan Islam Timur Tengah dengan Nusantara. Ia bahkan mengkritisi film tersebut sebagai sejarah yang dibuat-buat dan semua yang terlibat dalam film itu sudah melakukan dosa yang sangat besar. Kok bisa dosa besar ya?.