Baca juga: Mengenal Istilah Rabbani
Habib Ali mengembangkan tradisi kakek-kakeknya dari keluarga Ahlul Bait (keluarga Nabi SAW) yang intinya menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, menghormati hak-hak setiap manusia tanpa membedakan manusia atas latar belakang status sosial mereka.
Habib Ali bin Husin Alatas
Habib Ali bin Husin Alatas, misalnya, seorang guru yang tawadhu’ dan sederhana, berhasil mencetak murid-murid yang menjadi ulama besar seperti KH Abdullah Sjafi’ie, pimpinan majelis taklim Assyafi’iyah, KH Tohir Rohili, pimpinan majelis taklim Attahiriyah, KH Syafi’i Hadzami, dan puluhan ulama lainnya.
Intinya, dari para Habaib inilah lahir guru dan mubaligh di berbagai daerah di Indonesia. Kita mengenal juga Habib Ali bin Muhammad Alhabsyi yang buku Mauludnya Simtuddrurar dibaca setiap malam Jum’at di seluruh Indonesia.
Begitupun Habib Abdullah bin Alawi Alhaddad dengan wirid dan ratibnya yang terkenal luas di sini. Habib Abdullah Alhaddad juga menulis puluhan buku yang bahkan sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris yang bertema spiritual Islam.
Para Habaib ini mengutamakan kebersihan moral dan semua upaya mareka dibimbing oleh Tasawuf Imam al-Ghazali yang menjadi salah satu dasar dari tarekat yang dikenal sebagai Tariqah Alawiyah.
Baca juga: Potret Islamisme di Indonesia
Saya kira, metode dakwah sufistik para Habaib seperti inilah yang mengedepankan akhlak yang mulia sejak zaman dahulu dan kemudian diikuti oleh para Walisongo dan dai pendahulu lainnya yang berhasil mengislamkan Nusantara. Semestinya kita mengembalikan dan terus menjaga marwah para Habaib ini di Nusantara.