Diberlakukannya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat, sebagai bentuk ikhtiar kita untuk mengurangi penyebaran virus COVID-19. Ruang publik seperti tempat perbelanjaan dan rumah ibadah ditutup. Padahal, sebentar lagi kita merayakan Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriyah. Yang menjadi persoalan, bagaimana agar kita tidak kehilangan sunnah jama’ah shalat Idul Adha?
Angka penularan COVID-19 yang terus naik, membuat diberlakukannya PPKM Darurat oleh pemerintah. Masjid dan rumah ibadah yang lain tidak luput juga terkena PPKM Darurat. Sebagai umat Islam, penting bagi kita tetap menjaga kesehatan.
Memang sebentar lagi kita merayakan Idul Adha, tetapi sebaiknya kita tidak melaksanakan shalat berjama’ah dulu di Masjid ataupun di ruang publik. Berdasarkan surat edaran nomor 15 tahun 2021 dari Kementerian Agama, umat Islam tidak melakukan shalat Idul Adha di masjid dan ruang publik. Lalu bagaimana agar kita tetap bisa melakukan sholat sunnah idul adha ? Tenang saja, kita masih bisa melakukannya di rumah bersama keluar dan saudara terdekat.
Lalu bagaimana tata Cara Shalat Idul Adha Bersama Keluarga ? berikut ini kami uraikan.
Tata Cara Shalat Idul Adha
Raka’at Pertama
- Niat Shalat Idul Adha
اُصَلِّى سُنَّةً لِعِيْدِ الأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا/مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatan li ‘idil Adḥā rak‘atayni mustaqbila al-qiblati adā’an imāman/ma’mūman lillāhi ta‘ālā
- Takbiratul Ihram
اللهُ اَكْبَرُ
Allāhu akbar
- Takbir sebanyak 7 kali
اللهُ اَكْبَرُ
Allāhu akbar
Ketika jeda, bacalah dzikir berikut ini:
سُبْحَانَ اللهِ وَالحَمْدُ لِلهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِاَللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ
Subḥānallaāh, wa al-ḥamdulillāh, wa lā ilāha illallāh, wallāhu akbar, wa lā ḥawla wa lā quwwata illā billāhi al-‘aliyyi al-‘aẓīm
- Membaca al-Fātiḥah
- Membaca Surat al-A’lā
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى (1) الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّى (2) وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَى (3) وَالَّذِي أَخْرَجَ الْمَرْعَى (4) فَجَعَلَهُ غُثَاءً أَحْوَى (5) سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسَى (6) إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ إِنَّهُ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفَى (7) وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرَى (8) فَذَكِّرْ إِنْ نَفَعَتِ الذِّكْرَى (9) سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَخْشَى (10) وَيَتَجَنَّبُهَا الْأَشْقَى (11) الَّذِي يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرَى (12) ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَى (13) قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى (14) وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى (15) بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (16) وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى (17) إِنَّ هَذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَى (18) صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى (19)
- Rukuk dengan Ṭuma’ninah
- Membaca tasbih pada rukuk (3 kali)
سُبْحَانَ رَبِّي الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ
Subḥāna rabbiya al-‘aẓīmi wa bi ḥamdihi.
- I‘tidal dengan Ṭuma’ninah.
- Doa i’itidal
رَبَّنَا لَك الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْت مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
Rabbanā laka al-ḥamdu mil’a as-samāwāti wa mil’a al-arḍi wa mil’a mā syi’ta min syay’in ba‘du.
- Sujud dengan Ṭuma’ninah.
- Membaca tasbih pada sujud (3 kali)
سُبْحَانَ رَبِّي الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subhāna rabbiya al-a‘lā wa bi ḥamdih.
- Duduk di antara dua sujud dengan thuma’ninah.
- Doa duduk di antara dua sujud
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي وَعَافِنِي وَاعْفُ عَنِّي
Rabbi iġfir lī, wa irḥamnī, wa ajburnī, wa irfa‘nī, wa arzuqnī, wa ihdinī, wa ‘āfinī, wa‘fu ‘annī.
- Sujud dengan Ṭuma’ninah.
- Membaca tasbih pada sujud (3 kali).
سُبْحَانَ رَبِّي الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subhāna rabbiya al-a‘lā wa bi ḥamdih.
- Duduk istirahat sejenak (sedurasi bacaan subhānallāh) sebelum bangun untuk melaksanakan rakaat kedua.
- Takbir intiqal (takbir yang mengiringi bangun dari posisi duduk ke posisi diri).
اللهُ اَكْبَرُ
Allāhu akbar
Raka’at Kedua
- Takbir sebanyak 5 kali.
اللهُ اَكْبَرُ