Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Peradaban
Tradisi Nyadran

Esensi Tradisi Nyadran di Masyarakat

Esensi Tradisi ‘Nyadran’ di Masyarakat

Sahrul Hidayat by Sahrul Hidayat
17/06/2022
in Peradaban, Tajuk Utama
18 1
0
19
SHARES
370
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Ziarah kubur sudah ada dari zaman Nabi Muhammad Saw. Rasulullah Saw sendiri mensyariatkan ziarah kubur karena banyak hikmah dan pelajaran yang terkandung di dalamnya yang dapat kita ambil. Salah satu contohnya adalah agar manusia senantiasa mengingat kematian dan mengurangi kehidupan di dunia yang fana ini. Apabila ziarah kubur tidak memiliki hikmah tersebut maka bukan ziarah kubur yang disyariatkan oleh Rasulullah Saw.  Rasulullah Saw. pernah melarang umatnya untuk melakukan ziarah kubur karena waktu itu mereka malah meminta-minta kepada ahli kubur. Setelah agama Islam kuat, akhirnya ziarah kubur diperbolehkan lagi oleh Rasulullah. Tradisi Nyadran juga menjadi wadah untuk meningkatkan rasa ikhlas tanpa mengharap imbalan apapun. Karena ketika Nyadran dilaksanakan, masyarakat dengan ikhlas hati memberikan makanan yang telah mereka buat untuk orang-orang yang mengikuti acara tersebut.

Nyadran berfungsi juga sebagai sarana meningkatkan rasa persatuan dan tidak membeda-bedakan antar golongan kaya dan miskin. Semua berkumpul menjadi satu tanpa membeda-bedakan. Semua derajat dianggap sama. Meningkatkan rasa syukur dengan adanya Nyadran menjadi tolak ukur bagi manusia atas kenikmatan, dan kesehatan yang Tuhan berikan kepada mereka. Membuat mereka berpikir dan menyesali atas semua nikmat yang telah mereka kufuri. Nyadran juga menjadi pengingat bahwa semua kenikmatan yang Tuhan berikan akan hilang dan sirna.  Nyadran juga membuat seseorang memiliki rasa bertanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan tradisi ini, sebagai generasi penerus. Karena kelestarian tradisi Nyadran, berada di generasi selanjutnya. Maka dari itu anggota dari panitia Nyadran ini adalah para pemuda, dengan tujuan agar mereka merasa memiliki tradisi Nyadran, dan bertanggung jawab atas kelestariannya.

BacaJuga

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

Baca Juga: 7 Tradisi Nusantara dalam Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Continue Reading
Page 2 of 2
Prev12
Tags: Agama dan TradisiAmaliyahIslam NusantaraNyadranPeradaban IslamPersatuanTradisiZiarah Kubur
Previous Post

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 029

Next Post

Pemimpin Perempuan Mewujudkan Negara Ideal (2)

Sahrul Hidayat

Sahrul Hidayat

RelatedPosts

edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
maulid nabi
Kolom

Pribumisasi Makna Maulid Nabi di Nusantara: Harmoni Agama dan Budaya Lokal

27/09/2024
sejarah maulid
Peradaban

Sejarah Perayaan Maulid Nabi di Nusantara: Dari Wali Songo hingga Tradisi Daerah

25/09/2024
Next Post
Pemimpin Perempuan 2

Pemimpin Perempuan Mewujudkan Negara Ideal (2)

cendekiawan muslim

Mempersiapkan Cendekiawan Muslim di Era Digital

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.