Berpindah agama bukan fenomena yang baru terjadi. Katolik bermigrasi ke Islam, dari Muslim menjadi Buddhis, dan begitu seterusnya. Perpindahan dari satu agama ke agama lain atau satu kepercayaan kepada kepercayaan lain adalah peristiwa yang setua umur agama itu sendiri.
Sebelum Nabi Muhammad SAW. mendapatkan wahyu, tak ada orang yang memeluk agama Islam, karena memang agama Islam belum lahir. Sebagaimana agama-agama Allah terdahulu, Islam pun lahir dengan tujuan yang mulia; ajakan untuk bertauhid, memperbaiki akhlak baik kepada Allah, sesama manusia maupun kepada semesta. Tujuan Islam yang demikian mulia itu disiarkan oleh Nabi Muhammad S.A.W secara santun, elegan, berakhlak. Dampaknya cukup terasa. Orang-orang dekat Nabi tertarik dengan ajaran yang dibawa Nabi dan akhirnya memeluk agama Islam. Bermula dari Khadijah binti Khuwailid, Abu Bakar Ash-Shiddiq, Ali bin Abi Thalib dan Zaid bin Haritsah, sampai kemudian Islam menjadi magnet sehingga secara berbondong-bondong memeluk agama Islam.
Ada dua hal penting yang bisa dicatat dari peristiwa ini. Pertama, kemampuan Nabi Muhammad untuk menampilkan ajaran Islam dengan baik. Apa yang dikatakan dan diajarkan Nabi, itu pula yang menjadi tindakan Nabi. Ketika Nabi melarang berdusta dan mencelakai orang lain, Nabi pun tidak melakukan . Dalam bahasa sekarang “satunya sikap dengan perbuatan”
Kedua, sebagian besar sahabat Nabi adalah mualaf, karena sebelum menjadi muslim, mereka memiliki agama dan keyakinan tertentu. Ini artinya, bahwa orang yang berpindah agama, yang dalam Islam disebut mualaf, bukan peristiwa baru.
Mualaf Masa Kini
Di Indonesia sendiri, orang yang berpindah agama juga bukan peristiwa baru. Islam adalah agama yang baru masuk ke Nusantara beberapa abad setelah Nabi Muhammad wafat. Sebagian pakar menyebut Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 13 Masehi melalui pintu Gujarat-India. Sebagian yang lain menyebut Islam masuk ke daratan Nusantara ini pada abad ke 7 Masehi yang dibawa melalui pedagang-pedagang Arab. Sebagian lainnya menyebut Islam di Indonesia dibawa oleh orang Persia pada abad ke 13. Artinya, nenek moyang kita yang beragama Islam masuk dalam kategori mualaf.
Belakangan ini, sejumlah orang, termasuk dari kalangan selebritis, juga melakukan migrasi agama, dari agama sebelumnya menjadi Muslim. Sayangnya, kepindahan ke agama Islam ini seringkali disertai dengan dua fenomena penting. Pertama, kecenderungan untuk menjelek-jelekkan agama yang diyakini sebelumnya yang disampaikan dengan nada provokatif dan penuh kebencian. Padahal, sebagaimana kita tahu, arti kata mualaf sendiri adalah orang yang dijinakkan hatinya atau dilembutkan hatinya.