Kedua, persiapan ilmu. Yang dimaksud persiapan pada tahap ini di antaranya adalah memperdalam dan menguatkan lagi bekal keilmuan dalam ibadah-ibadah yang dapat dimaksimalkan di bulan Ramadhan seperti fiqih puasa, shalat fardhu, shalat tahajjud, dhuha dan lain sebagainya. Hal ini penting agar nantinya ibadah yang kita lakukan dapat sarat akan makna, karena kita telah mengetahui betul akan hakikat dan tata cara pelaksanaan ibadah sebagaimana hukum fiqihnya. Persiapan keilmuan dapat dilakukan dengan membaca buku seputar Ramadhan, menghadiri ceramah, atau menonton dan mendengarkan ceramah, kultum, tausiyah dari ustadz/ulama moderat, bertanya mengenai hal-hal tentang ibadah yang belum terlalu dipahami kepada ustadz/ulama yang kompeten. Demikian juga dapat dilakukan untuk mempersiapkan materi dalam rangka kultum, tausiyah, ceramah.
Ketiga, persiapan mental. Di antaranya meminimalisir hal-hal yang sia-sia seperti terlalu lama bermain gadget, terlalu banyak tidur dan rebahan, juga bermalas-malasan. Waktu luang dapat dialihkan dengan kegiatan bermanfaat lain seperti tilawah, membaca buku atau menonton ceramah yang mendidik. Membiasakan puasa di bulan ini dan mensucikan diri dari hal-hal yang dapat merusak pahala puasa seperti terlalu banyak bercanda, berbohong dan sebagainya. Lebih banyak mendengarkan murottal daripada lagu-lagu yang melenakan.
Baca Juga: Sya’ban: Bulannya Rasulullah dan Persiapan Ramadhan