Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Tujuan Beragama: Mewujudkan Kebaikan Bukan Menebar Kejahatan

Tujuan Beragama: Mewujudkan Kebaikan Bukan Menebar Kejahatan

Ijtihad dalam Upaya Menafsir Ulang Al-Qur’an

Siti Mariatul Kiptiyah by Siti Mariatul Kiptiyah
18/02/2021
in Kolom, Populer
3 0
0
3
SHARES
56
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Baca juga: Mengenal Istilah Kitab Kuning dan Fungsinya

Namun yang menarik lagi adalah bahwa meskipun secara fisik karya-karya dibidang Al-Qur’an itu merupakan rangkaian huruf-huruf hanacaraka dan penuturan tulis yang halus khas Jawa kraton, isi penafsiran-penafsirannya terhadap Al-Qur’an beberapa di antaranya sangat dipengaruhi oleh gagasan purifikasi Islam.

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

Ini terlihat pada Tafsir Qur’an Jawen Pandam lan Pandom ing Dumadi yang memuat penolakannya terhadap taklid dan inovasi-inovasi dalam beragama (bidah). Karya tafsir yang terbit pada 1928-1930 itu agaknya telah memasuki era di mana isu yang cukup dominan dikalangan Muhammadiyah adalah purifikasi.

Dengan demikian, tidak dapat disangkal lagi bahwa dalam proses menafsirkan Al-Qur’an terdapat penyatuan antara horizon teks Al-Qur’an dan horizon penafsir.

Selang waktu yang tidak terlalu lama sejak berdirinya Muhammadiyah hingga 1930-an telah memotret peran Muhammadiyah dalam berijtihad. Gagasan tentang Islam yang tidak bersifat teoritis melainkan praktis telah membawa Muhammadiyah melakukan aktualisasi ajaran Islam dalam ranah pendidikan dan sosial tetapi juga dibarengi dengan keterlibatannya mengatasi persoalan-persoalan keagamaan.

Untuk mencapai agenda ini, ijtihad diarahkan pada memahami ajaran agama di balik teksnya dan menarik realitas teks ke dalam konteks zaman yang dihadapinya.

Page 2 of 2
Prev12
Tags: gagasan ijtihadijtihadmenafsir al qur'anMuhammadiyah
Previous Post

Muhammadiyah dan Gagasan Dasar Berijtihad

Next Post

Adab Terhadap Guru dan Ilmu Pengetahuan

Siti Mariatul Kiptiyah

Siti Mariatul Kiptiyah

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Ketua Baznas RI
Kabar

Ketua BAZNAS RI Tekankan Kebutuhan Ilmuwan Filantropi

22/10/2024
maulid nabi
Kolom

Pribumisasi Makna Maulid Nabi di Nusantara: Harmoni Agama dan Budaya Lokal

27/09/2024
Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali
Kolom

Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali

18/06/2024
Next Post
Nasehat Untuk Pemuda Dan Pemudi Islam

Adab Terhadap Guru dan Ilmu Pengetahuan

Api Nasionalisme Putra Bangsa Indonesia Di Makkah

Api Nasionalisme Putra Bangsa Indonesia di Makkah

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.