Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Ikhlas Atau Ridho

Ikhlas Atau Ridho

Ikhlas atau Ridho

Ahmad Rusdi by Ahmad Rusdi
04/08/2020
in Kolom
7 0
0
7
SHARES
141
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Tulisan yang sangat inspiratif, dan menginspirasi saya juga untuk menulisnya di Renungan subuh. Postingan di atas tersebut menimbulkan pertanyaan di diri saya tentang sikap yang ditunjukkan oleh Hajar saat menerima suaminya (Ibrahim AS) pergi meninggalkan dirinya, apakah sebuah keikhlasan atau keridhoan? Lalu ketika Ibrahim pergi meninggalkan istrinya untuk melaksanakan perintah Allah SWT, itu sebuah keridhoan atau keikhlasan?

Saya tidak berada dalam posisi ingin menilai postingan yang inspiratif tersebut. Yang jelas postingan tersebut menginspirasi saya untuk menulis renungan ini. Disamping ada alasan lain. Agar tulisannya agak panjang.

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

Saya kutipkan ungkapan yang cukup menarik dari Imam Robiy’ yang mudah-mudahan bisa mengatarkan kita untuk memahami kata ridho dan ikhlas:

قال الربيع علامة حب الله: كثرة ذكره.. وعلامة الدين: الإخلاص لله في السر والعلانية.. وعلامة الشكر: الرضا بقدر الله والتسليم لقضائه

“ Berkata Imam Robiy’: Tanda cinta kepada Allah adalah: dengan banyak mengingatnya… dan tanda agama pada seseorang adalah ikhlas karena Allah baik dalam kesendirian/sunyi maupun dalam keadaan ramai… dan tanda seseorang bersyukur adalah adanya ridho terhadap takdir Allah dan menerima apa yang Allah tentukan.” (Muhammad bin Ahmad bin al-Hasan Rofiq, al-Ridho bi al-Qodho wa al-Qodar, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, hal.107).

Khalifah Umar bin Adul Aziz dalam salah satu doanya sebagaimana dikutip dalam kitab Sirah Umar bin Abd al-‘Aziz yang disusun oleh Al-Hafizh Jamaluddin Abu al-Faraj Abdurrahman ibn al Jauziy al-Baghdadiy, cetakan al-Muayyad, hal. 195) beliau mengatakan:” Allahumma Rodhdhiniy bi Qodhoik…, ya Allah jadikan aku orang yang ridho atas ketentuanmu….”. Beliau tidak mengatakan jadikan aku orang yang ikhlas atas ketentuan-Mu.

Dengan demikian ridho itu terkait sikap kita saat menerima takdir dan ketentuan Allah. Jadi misalnya, ketika kita —maaf dan mudah-mudahan tidak terjadi— parkir motor dan sudah pakai kunci pengaman, lalu motor kita dicuri. Menanggapi hal tersebut kita berkata: ya sudahlah…kagak apa apa saya ikhlas kok.” Kalimat yang pas sebenarnya bukan “saya ikhlas” tetapi “saya ridho”, karena itu terkait sikap kita terhadap takdir dan ketentuan Allah. Sementara ikhlas itu terkait dengan amaliah agama (baca: ibadah) yang kita lakukan, baik itu ibadah umum/’amah maupun ibadah khusus atau makhdhoh yang semuanya kita lakukan semata mata hanya karena Allah.

Jika kita memakai pendekatan santri, ridho itu posisi kita sebagai maf’ul (obyek) sementara ikhlas posisi kita sebagai fa’il (subyek). Untuk contoh hilangnya motor di atas, karena itu dicuri dan posisi kita sebagai maf’ul (obyek) yaitu kehilangan motor, maka kalimat yang tepat adalah “ridho” atas kehilangan motor tersebut. Tapi bila motor tersebut kita sedekahkan, misalnya, maka posisi kita saat itu sebagai fa’il (subyek) dengan demikian kalimat yang pas adalah “ikhlas”.

Terkait tulisan inspiratif di atas, silahkan para sahabat menilainya, apakah sikap yang ditunjukkan oleh Hajar itu masuk dalam bab ikhlas atau ridho, dan begitu pula sikap Nabiyallah Ibrahim AS, apakah kalimat yang pas, ridho atau ikhlas. Terlepas dari itu semua, yang pasti tulisan di atas menginspirasi kita untuk menjadi hamba Allah yang ridho terhadap takdir-Nya dan ikhlas dalam melaksanakan perintah-Nya sebagaimana nabiyallah Ibrahim AS dan istrinya, Hajar.

Wallahu a’lam bi al-Showab.
Semoga Bermanfaat.

Page 2 of 2
Prev12
Tags: definisi ikhlasikhlasRidhoSincere
Previous Post

‘Id Yang Membahagiakan

Next Post

Syeh Nawawi Al Bantani Diuji Keberaniannya Saat Hendak Mengarang Kitab Tafsir Marah Labid

Ahmad Rusdi

Ahmad Rusdi

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
maulid nabi
Kolom

Pribumisasi Makna Maulid Nabi di Nusantara: Harmoni Agama dan Budaya Lokal

27/09/2024
Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali
Kolom

Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali

18/06/2024
abdullah annaim
Biografi

“Negara Sekuler” ala Abdullahi An-Naim: Negosiasi Agama dan Negara Melawan Konservatisme

27/04/2024
Next Post
Pelajaran Agama Islam, Untuk Apa?

Syeh Nawawi Al Bantani Diuji Keberaniannya Saat Hendak Mengarang Kitab Tafsir Marah Labid

Bagaimana Menyikapi Kegaduhan Intelektual Islam Di Tengah Pandemi Ini?

2 Golongan yang tak Pernah Puas menurut Ibnu Mas'ud

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.