Karena itu, perlu membentuk media media komunikasi baik secara online maupun offline untuk menjadi ruang publik yang sehat bagi masyarakat yang akhirnya bisa mengobrol secara terbuka tanpa ada kebencian, tanpa ada prasangka dan lain sebagainya.
Habib Ja’far menilai pada aspek yang lebih besar keuntungan silaturahmi bukan hanya bagi kedua belah pihak tapi bagi umat dan bangsa ini sendiri. Sehingga silaturahmi perlu diajarkan kepada generasi muda bahwa silaturahmi itu bisa membuat kedua belah pihak saling memahami, sehingga masalah menjadi terurai. Selain itu, silathurami membuat kedua belah pihak saling belajar satu sama lain sehingga saling menambah ilmu.
Ketiga menurutnya yaitu membuat kedua belah pihak membuka peluang-peluang untuk bekerjasama dalam hal-hal yang bersifat positif dan konstruktif bagi keduanya.
“Misalnya ketemu di satu kafe duduk bersama silaturahmi, akhirnya justru ada hal positif dan konstruktif yang menguntungkan bagi kedua belah pihak untuk dikerjakan bersama. Bukan hanya kedua belah pihak, tetapi juga bagi umat dan bangsa ini Itulah pentingnya silaturahmi,” kata Habib Jafar.
Tidak hanya itu, aktivis di Gerakan Islam Cinta ini menilai perlu adanya peran dari para tokoh agama dan juga tokoh masyarakat, dalam hal menjaga dan saling mengingatkan guna memperkuat ukhuwah atau persaudaraan kebangsaan melalui tali silaturahmi.
“Tokoh agama dan tokoh masyarakat dapat berperan dalam menyadarkan tentang pentingnya silaturahmi sebagai masyarakat. Yang kedua, menginisiasi terbentuknya forum-forum silaturahmi diantara mereka,”ujarnya.
Ia mengungkapkan, bulan Syawal ini seharusnya bisa menjadi bulan atau momentum bagi seluruh umat dan masyarakat untuk berkumpul dan saling bertemu untuk saling bersatu dan saling mengenal terhadap hal-hal yang selama ini dianggap berbeda.
Dalam momen ini, para tokoh agama serta tokoh masyarakat seharusnya menjadi penyadar dan sekaligus menjadi sosok yang mempertemukan, mempersatukan umat karena adanya kewibawaan dari si tokoh agama dan tokoh masyarakat tersebut.
Ia berpesan untuk segenap umat agar budaya silaturahmi tidak hanya dilakukan pada saat Idul Fitri semata, tetapi berkepanjangan. Sehingga di tengah perbedaan bagnsa ini tetap berfokus kepada kebersamaan, sehingga persatuannya tidak tercerai berai di tengah perbedaan.