Mengenal Ajaran Islam — Kata Islam merupakan bentuk masdar (akar kata dalam bahasa Arab) dari aslama-yuslimu-Islaman yang memiliki beberapa arti: (1) melepaskan diri dari segala penyakit lahir dan batin. (2) ketaatan dan kepatuhan. (3) kedamaian dan keamanan.
Istilah Islam telah dipakai sejak masa Nabi Ibrahim AS sebagai peletak pertama pembangunan sendi-sendi Islam dengan mengajak kaumnya untuk mentauhidkan Allah dan membersihkan diri dari penyembahan berhala. Ia juga yang pertama kali meninggikan bangunan ka’bah sebagai kiblat umat Islam hingga saat ini. Sendi-sendi Islam tadi kemudian diteruskan oleh Nabi Sulaiman AS dengan menyempurnakan pembangunan masjid di Bait al-Maqdis yang telah dirintis oleh Nabi Dawud AS. Dengan diutusnya Muhammad SAW sebagai Rasul terakhir penyempurna akhlak luhur dan pembawa rahmat bagi seluruh alam , Islam menjai agama penyempurna agama-agama samawi sebelumnya. Singkatnya, sesuai dengan arti namanya, Islam merupakan agama pembawa rahmat dan kedamaian bagi semesta alam.
Dalam Al-Qur’an kata Islam disebut sebanyak 8 kali (surah Ali Imran (3) ayat 19 dan 85, surah al-Maidah(5) ayat 3, surah al-An’am (6) ayat 125. Surah Az-Zumar (39) ayat 22, surah As-Saff (61) ayat 7, surah al-Hujurat (49) ayat 17 dan surat at-Taubah (9) ayat 74).
Secara fundamental, ada 5 karakteristik ajaran Islam. Pertama, ajaran Islam adalah ajaran yang sederhana, rasional dan praktis. Islam membangkitkan kemampuan berpikir dan mendorong manusia untuk menggunakan penalarannya (QS.39:9). Di samping itu, Islam tidak mengizinkan penganutnya untuk berpikir dengan teori kosong, tetapi diarahkan kepada pemikiran yang aplikatif dan memudahkan bagi pemeluknya (QS.13:3).
Kedua, ajaran Islam menggabungkan antara kebendaan dan kerohanian. Islam tidak memisahkan antara kehidupan materiil dan spiritual, tidak ada dikotomi di antara keduanya karena potensi dasar manusia memang terdiri dari unsur materi (jasad) dan spirit (ruh). Dengan demikian, pencapaian spiritual dalam Islam bukan dengan cara meninggalkan kehidupan duniawi (materiil) dan mengucilkan diri (uzlah) dari kehidupan masyarakat akan tetapi menfungsikan dan mendayagunakan hal-hal yang bersifat materiil agar bernilai spiritual.
Ketiga, Islam memberi petunjuk bagi seluruh segi kehidupan manusia. Walaupun sebagian petunjuk bersifat umum, hal ini menunjukkan bahwa ajaran Islam memberikan rambu-rambu dan penunjuk jalan yang akan selalu sesuai dengan perkembangan peradaban manusia. Garis-garis besar dalam risalah Islam memberikan peluang dan kebebasan pada manusia untuk berijtihad dan mengaplikasikannya sesuai dengan kondisi dan perkembangan masyarakat (QS.2:208).