Kamis, Agustus 21, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Beri Pengertian Kepada Anak

Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Beri Pengertian Kepada Anak

Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Beri Pengertian Kepada Anak

Ahmad Rusdi by Ahmad Rusdi
25/07/2020
in Kolom
5 0
0
5
SHARES
107
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Tulisan ini membahas yang ringan-ringan saja dulu ya !, meski tidak mengabaikan substansi pembahasan kita. Jangan-jangan yang kemarin-kemarin memang sudah ringan, saya saja yang merasa sok berat kupasannya ! he he. Saya awali dengan sebuah cerita.

Jelang siang seorang ibu yang lagi “serius” menyetrika, minta tolong kepada anaknya untuk melihat masakan semur daging untuk persiapan makan siang. Si anak dengan sigap dan cekatan langsung berjalan menuju dapur guna memenuhi permintaan ibunya.

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

Anak: “Apa yang harus saya lakukan nih bu…?”
Ibu: “tolong liatin masakan semur ibu tuh.., airnya gimana atau kecapnya…..
Anak : “ Iya bu ..masih banyak kok ..kagak kering…”
Ibu : “ ok.. tapi tolong tambah kecap deh biar agak kental dikit..”
Anak : “Baik bu…apalagi nih bu…”.
Ibu : “ Oh iya…..Ibu tadi lupa….tolong kasih salam biar masakannya lebih siiip.”

Si anak mendengar ibu memintanya untuk memberi salam pada masakan semur tersebut, tanpa tanya lagi langsung dia agak mendekatkan mukanya ke arah panci semur dan memberikan salam. “ Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wa barakatuh.”

Ibu : “sudah kasih salamnya.”
Anak : “sudah bu.”
Setelah ibu merasa semur sudah matang, si ibu meninggalkan pekerjaan menyetrikanya untuk mengecek semur dagingnya. Ketika ibu membuka pintu panci, dia bolak-balik daging semur, ibu tidak melihat ada daun salam. Lalu ibu bertanya pada anaknya.
Ibu : “Lho kan tadi ibu minta agar diberi salam….kok ini kagak ada..”
Anak : “Tadi sudah saya kasih salam bu,..assalamu’alaikum …”
Ibu sambal senyum berkata: “ walah wala le le…salam itu maksud ibu…daun salam bukan assalamu’alaikum…..”

Ini contoh kegagalan komunikasi dari Ibu meminta sang anak agar memberikan daun salam, tapi si anak tidak paham maksud ibu. Ya jadilah seperti yang dilakukan si anak, memberi salam dengan “assalamu’alaikum“, bukan memberikan daun salam.

Cerita di atas memberi pesan kepada kita tentang pentingnya membangun pengertian dan dialog secara benar. Kita selaku orang tua hendaknya memahami perkembangan pemikiran ananda kita dan juga jiwa mereka sehingga tidak terjadi kesalahan atau paling tidak meminimalisir kesalahan. Berangkat dari ayat kisah Ibrahim dalam surat ash-Shaffat ayat 102, kita bisa mengambil pelajaran dalam membangun komunikasi dan dialog dengan anak kita, antara lain:

  1. Pahami perkembangan jiwa dan pikiran anak. Karena ada anak yang butuh penjelasan secara rinci dan kongkrit, tapi ada juga anak yang cukup dengan beberapa kata, dia sudah faham maksud kita. Jangan sampai terjadi seperti kisah daun salam di atas.
  2. Landasi dengan kasih sayang dan kesantunan/kelembutan. Jangan bicara meledak-ledak sehingga anak takut dengan kita. Bicara yang santun dan lembut sehingga ananda nyaman dengan kita. Coba perhatikan surat Ash-Shaffat ayat 102 di atas. Ibrahim AS mengawali pembicaraanya dengan panggilan “Ya Bunayya”. Beliau tidak memanggil dengan sebutan ‘ya Ibni” atau “ya Waladiy.” Ungkapan ‘bunayya’ dalam Bahasa Arab termasuk Isim Tashgir yang salah satu faedahnya adalah ungkapan yang mendiskripsikan kasih sayang.
    Dalam satu hadits dari Ummul Mukminin Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda:

إنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُوْنُ فِي شَيْءٍ إلاَّ زَانَهُ وَلَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إلاَّ شَانَهُ

“Sesungguhnya kelembutan tidak ada pada sesuatu kecuali akan membuatnya indah dan tidak dicabut dari sesuatu kecuali membuatnya rusak” (HR. Muslim)

Continue Reading
Page 1 of 2
12Next
Tags: KeluargaKeluarga IslamMenggapai SurgaMeraih SurgaPengertian Anak
Previous Post

Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Keluarga Khalilullah

Next Post

Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Bersyukur Kepada Allah

Ahmad Rusdi

Ahmad Rusdi

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
maulid nabi
Kolom

Pribumisasi Makna Maulid Nabi di Nusantara: Harmoni Agama dan Budaya Lokal

27/09/2024
Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali
Kolom

Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali

18/06/2024
abdullah annaim
Biografi

“Negara Sekuler” ala Abdullahi An-Naim: Negosiasi Agama dan Negara Melawan Konservatisme

27/04/2024
Next Post
Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Bersyukur Kepada Allah

Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Bersyukur Kepada Allah

Halal Tourism Atau Moslem Friendly Tourism?

Halal Tourism atau Moslem Friendly Tourism?

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.