Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Beri Pengertian Kepada Anak

Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Beri Pengertian Kepada Anak

Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Beri Pengertian Kepada Anak

Ahmad Rusdi by Ahmad Rusdi
25/07/2020
in Kolom
5 0
0
5
SHARES
107
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram
  1. Tidak memaksakan kehendak, berikan apresiasi pada anak, dengarkan pendapatnya. Bila kita pandang anak kurang faham apa yang kita inginkan berikan arahan dan penjelasan dengan alasan-alasan yang bisa dia terima. Namun jangan juga memberikan kebebasan yang berlebihan pada anak, atau memberikan sikap permisif yang berlebihan yang akhirnya anak tidak menghormati orang tua. Yang dimaksud sikap permisif yang berlebihan adalah satu sikap yang memberi kebebasan sepenuhnya kepada anak tanpa ada usaha untuk mengarahkan dan memberi bimbingan. Disinilah diperlukan kecerdasan dan kebijakan orang tua dalam berdialog pada anaknya.
  2. Ciptakan kondisi yang menggembirakan. Jangan merasa gengsi untuk bercanda dengan anak-anak. Terkadang untuk membangun dialog, agar ananda terbuka dengan kita dibutuhkan candaan-candaan untuk membuat suasana nyaman dan menggembirakan. Ciptakanlah suasana dan kondisi seperti itu. Buat ananda betah ketika kita bersama mereka, bukan sebalikya. Buat suasana agar anak merasa terlindungi tatkala bersama kita, bukan sebaliknya. Kita bisa contoh beberapa kisah berikut Ini:

عَنْ يَعْلَى بْنِ مُرَّةَ قَالَ خَرَجْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَدُعِينَا لِطَعَامٍ , قَالَ فَإِذَا الْحُسَيْنُ يَلْعَبُ فِي الطَّرِيقِ فَأَسْرَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَامَ الْقَوْمِ ثُمَّ بَسَطَ يَدَيْهِ فَجَعَلَ حُسَيْنٌ يَمُرُّ مَرَّةً هَهُنَا وَمَرَّةً هَهُنَا وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُضَاحِكُهُ حَتَّى أَخَذَهُ فَجَعَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِحْدَى يَدَيْهِ فِي ذَقْنِهِ وَالأُخْرَى بَيْنَ رَأْسِهِ ثُمَّ اعْتَنَقَهُ فَقَبَّلَهُ

Dari Ya’la bin Murrah ia berkata, “Kami keluar bersama Nabi lalu kami diundang untuk makan. Tiba-tiba Husain sedang bermain di jalan, maka Rasulullah segera (menghampirinya) di hadapan banyak orang. Beliau membentangkan kedua tangannya lalu anak itu lari ke sana kemari dan Nabi mencandainya agar tertawa sampai beliau (berhasil) memegangnya lalu beliau letakkan salah satu tangannya di bawah dagu anak tersebut dan yang lain di tengah-tengah kepalanya kemudian Rasulullah membebaskanya dan menciumnya,” (HR. Bukhari).

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

Dalam riwayat lain dikisahkan bahwa Rasulullah SAW bermain-main dengan anak kecil lainnya. Misalnya riwayat yang dikisahkan dari Mahmud bin Rabi’ RA:

عَقَلْتُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَجَّةً مَجَّهَا فِي وَجْهِي وَأَنَا ابْنُ خَمْسِ سِنِينَ مِنْ دَلْوٍ

“Aku masih ingat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berupa semburan air yang beliau semburkan ke wajahku. Ketika itu aku baru berusia lima tahun dan beliau mengambil air dari ember.” (HR. Bukhari)

Berikan pengertian kepada mereka, ada hal-hal yang bisa didialogkan dan ada yang tidak. Misal dalam hal ibadah mahdhoh—seperti sholat dan puasa— mungkin dialog dalam menyampaikan materi ibadah dan dalam upaya untuk lebih memahami, tidak mengapa. Tetapi ketika dialog sudah mengarah kepada upaya untuk memudah-mudahkan urusan ibadah bahkan cenderung untuk mengabaikannya, maka tidak ada toleransi. Dalam arti kita kudu tegas—bukan kasar— jangan sampai karena alasan toleransi akhirnya ananda kita mengabaikan perintah Allah dan Rasul-Nya.

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَناَ فِي أَوْلَادِناَ وَلَا تَضُرَّهُمْ وَوَفِّقْناَ وَاِياَهُمْ لِطَاعَتِكَ وَارْزُقْناَ بِرَّهُمْ

“Ya Allah berilah barokah untuk hamba pada anak-anak hamba, janganlah Engkau timpakan marabahaya kepada mereka, berilah kami dan anak kami taufik untuk taat kepada-Mu dan karuniakanlah hamba rezeki berupa bakti mereka”.

Wallahu a’lam
Semoga bermanfaat.

Page 2 of 2
Prev12
Tags: KeluargaKeluarga IslamMenggapai SurgaMeraih SurgaPengertian Anak
Previous Post

Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Keluarga Khalilullah

Next Post

Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Bersyukur Kepada Allah

Ahmad Rusdi

Ahmad Rusdi

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
maulid nabi
Kolom

Pribumisasi Makna Maulid Nabi di Nusantara: Harmoni Agama dan Budaya Lokal

27/09/2024
Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali
Kolom

Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali

18/06/2024
abdullah annaim
Biografi

“Negara Sekuler” ala Abdullahi An-Naim: Negosiasi Agama dan Negara Melawan Konservatisme

27/04/2024
Next Post
Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Bersyukur Kepada Allah

Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Bersyukur Kepada Allah

Halal Tourism Atau Moslem Friendly Tourism?

Halal Tourism atau Moslem Friendly Tourism?

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.