Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Gaya Hidup
Teladan rumah tangga Nabi

Teladan rumah tangga Nabi

Layangan Putus dan Teladan Nabi dalam Berumah Tangga

Untung Wahyudi by Untung Wahyudi
22/03/2022
in Gaya Hidup, Tajuk Utama
8 1
0
8
SHARES
151
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Dindin M. Machfudz (2015) menyatakan bahwa, pada perkawinan jilid kedua Nabi Muhammad, rumah tangga beliau juga mengalami pasang surut atau riak-riak, termasuk munculnya blok-blokan antara kelompok istri berusia muda dan kelompok istri berusia matang. Seperti antara Aisyah dan Zainab binti Jahsyi yang masih kerabat Nabi yang perkawinannya atas perintah Allah, serta antara Aisyah dengan Mariah yang melahirkan putra bungsu Nabi bernama Ibrahim.

Dari keterangan di atas begitu jelas bahwa perselisihan suami-istri itu lumrah karena perkawinan menggabungkan dua manusia dari latar belakang karakter kepribadian yang berbeda, tradisi keluarga yang berbeda, hobi berbeda, serta nilai-nilai kehidupan filosofis yang juga berbeda.

BacaJuga

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

Karena itu, perselisihan yang terjadi harus bisa diredam agar pernikahan tetap langgeng. Jika setiap pasangan suami-istri berhasil menghadapi masalah dengan bijak, maka tidak akan ada kasus perceraian atau “Layangan Putus” dalam kehidupan rumah tangga.

Tetapi memang, setiap orang memiliki kapasitas yang berbeda dalam menyelesaikan suatu masalah. Ada yang berusaha tenang saat rumah tangganya diterpa masalah. Tetapi, tak sedikit yang tempramental sehingga api perselisihan semakin berkobar dan berujung pada perceraian. 

2. Menjalin Komunikasi yang Baik

Perceraian yang terjadi di antara sepasang suami-istri tidak hanya disebabkan oleh perselingkuhan. Masalah-masalah kecil bisa menjadi penyebab retaknya kehidupan rumah tangga. Perselisihan dengan mertua, misalnya, jika tidak dihadapi dengan tenang, maka akan berujung pada perpisahan. 

Di sinilah pentingnya komunikasi antara suami dan istri. Mengelola hubungan dan kehidupan suami-istri harus selalu diperbarui dari waktu ke waktu. Jangan sekali-sekali memandang kehidupan suami-istri sudah final atau semifinal. Dinamikanya harus selalu dikelola dan disikapi dengan cerdas, dewasa, arif, saling percaya, saling berkhidmat, kritis, serta selalu introspeksi  dan mengevaluasi.

3. Hindari KDRT

Seorang suami harus bisa menjadi pemimpin rumah tangga yang baik. Istri adalah pakaian bagi suami. Layaknya pakaian, harus bisa saling menutupi kekurangan dan melengkapi ketidaksempurnaan. Jangan sampai kejelekan seorang istri menjadi konsumsi publik. Aib seorang istri, begitu pun sebaliknya, harus disimpan dengan rapi.

Nabi Muhammad adalah contoh seorang pemimpin keluarga yang senantiasa bijak menghadapi berbagai masalah yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga. Nabi tak pernah bersikap kasar kepada seorang pun di antara istri-istrinya. Meskipun menghukum istri diperbolehkan agama, beliau melarang sebagaimana sabdanya, “Apakah engkau tidak malu memukul istrimu? Siang kamu pukuli, malam kamu kumpuli?”

Seorang istri bukanlah manusia sempurna. Dalam kesehariannya, lazim melakukan berbagai kesalahan. Namun, tidak sepantasnya seorang suami bersikap kasar dan memukul sang istri sedemikian rupa. Dalam memberikan hukuman, Nabi Muhammad lebih memilih sanksi yang menimbulkan efek psikologis, misalnya ditinggal, lama atau sebentar, setelah tidak mempan diberi peringatan atau ditegur baik-baik. Cara ini diakui oleh ahli pendidikan sebagai terapi psikologis yang paling efektif (Nizar Abazah, 2014). 

Ketika memutuskan untuk menikah, seseorang harus bisa bertanggung jawab dengan keputusannya. Seorang suami harus bisa memimpin istri dan membimbingnya dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Jika ada masalah harus bisa diselesaikan dengan baik. Sebagaimana dipraktekkan oleh Nabi Muhammad, kita juga harus bisa menjalani kehidupan rumah tangga dengan penuh cinta kasih sehingga mampu menciptakan keluarga yang sakinah, mawadah, dan rahmah. (*)

Page 2 of 2
Prev12
Tags: Layangan PutusRumah TanggaRumah Tangga NabiselingkuhSuami - Istri
Previous Post

Tantangan Literasi Dakwah di Era Digital

Next Post

Edisi Dakwah: Ruang Lingkup Dakwah (1)

Untung Wahyudi

Untung Wahyudi

Lulusan UIN Sunan Ampel , Surabaya

RelatedPosts

edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Edisi September 2
Bulletin Islamina

Maulid dan Budaya Populer

20/09/2024
Edisi September 1
Bulletin Islamina

Menerka Misi Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia

05/09/2024
Next Post
Edisi Dakwah Ruang Lingkup Dakwah 1

Edisi Dakwah: Ruang Lingkup Dakwah (1)

Dakwah Sebagai Undangan Menuju Islam

Edisi Dakwah: Dakwah Sebagai Undangan Menuju Islam (2)

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.