Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kajian
Nasionalisme Vs Propaganda Hti

Nasionalisme Vs Propaganda Hti

Nasionalisme VS Propaganda HTI

Khoirul Anwar Afa by Khoirul Anwar Afa
09/09/2020
in Kajian
6 0
0
6
SHARES
124
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Namun, perdebatan mengenai perubahan sila pertama tak pernah berhenti hingga hari ini, padahal pendiri negara Indonesia sudah menetapkan sila tersebut. Seharusnya masyarakat sepakat akan keputusan pemerintah tersebut.

Bahkan Ormas HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) mengatakan sistem pemerintahan saat ini adalah sistem Thagut, bertentangan dengan Islam, dan terang-terangan ingin mengganti sistem pemerintahan saat ini dengan sistem khilafah. Itu artinya jelas bertentangan dengan pancasila dan menciderai para pendiri dan perumus bangsa ini.

BacaJuga

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (2) : Menunda Kebenaran, Meluaskan Perspektif

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (1) : Bagaimana Cara Anak Muda Menyelamatkan Akal Sehatnya

Apakah Toleransi Berarti Membiarkan Intoleransi?

Pandangan Islam

Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia mengajarkan rasa cinta kepada tanah air serta ketundukan kepada pemerintah selama ia tidak melenceng dari syariat Islam. Islam dan nasionalisme tidak bertentangan, bahkan sebaliknya yaitu saling menguatkan antara satu sama lain.

Islam mengajarkan kasih sayang, tidak membeda-bedakan antar sesama, baik itu dari suku, ras, kasta, dll, dalam bermuamalah semua sama begitu juga dengan nasionalisme, satu kata yang menyatukan semuanya, tidak ada jawa, sunda, batak dan lainnya yang ada hanya Indonesia. Hal ini juga senada dengan QS. Al-Hujurat. 49:13

Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

Jika menengok sejarah, kita mengenal yang namanya konstitusi/piagam Madinah, ini  adalah embrio dari masyarakat Madani.  “Inilah yang telah, sedang dan terus kita perjuangkan, kita jalankan dan kita jaga di Indonesia. Maka, merawat Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, UUD 1945 adalah sama dengan merawat dan menumbuhkembangkan bibit peradaban berbangsa dan bernegara yang telah ditanam oleh Rasulullah SAW.

Di Indonesia, kita mengenal hubbul waton minal iman, (cinta tanah air sebagian dari iman), ang dicetuskan oleh KH Muhammad Hasyim Asy’ari (1871-1947), prinsip hubbul wathani minal iman konteksnya saat itu untuk membangkitkan nasionalisme rakyat Indonesia untuk mengusir para penjajah. Namun pada kenyataannya slogan tersebut relevan hingga saat ini.

Solusi

            Mengingat semakin gencarnya arus ajakan untuk mendirikan negara Islam (khilafah) baik di dunia maya maupun dunia nyata, maka harus segera ditangani secara serius, karena kalau tidak akan membahayakan bagi keutuhan NKRI dan yang paling parah adalah adanya perang saudara. Meskipun organisasi HTI yang notabene sebagai tempat bernaung dan penggerak pengusung khilafah sudah dibubarkan namun nyatanya mereka tetap bergerak secara massif dengan caranya sendiri baik via medsos maupun gerilya.

            Maka dari itu ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk meredam gerak pengusung khilafah, diantaranya: Pertama, menguatkan kembali rasa nasionalisme dalam setiap individu, dengan semangat nasionalisme yang tinggi maka diharapkan tidak akan tergoda dengan iming-iming khilafah. Kedua, memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa Indonesia dengan Pancasilanya sudah final, tidak bisa diganggu gugat.

Ketiga: menginformasikan bahwa sistem khilafah yang diusung oleh HTI dan anggotanya tidak cocok untuk diterapkan di Indonesia, hal ini karena Indonesia adalah sebuah negara yang majemuk yang terdiri dari berbagai macam suku, agama, dan ras maka dari itu perlu sistem yang bisa menyatukan itu semua dan pendiri bangsa ini sepakat bahwa bentuk negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik.

            Dengan memperhatikan hal-hal di atas, diharapkan NKRI tetap aman dan damai, karena pada hakikatnya menjaga keutuhan NKRI adalah tugas kita bersama.

Page 2 of 2
Prev12
Previous Post

5 Olahraga Ala Rasulullah SAW

Next Post

Hancurnya Agama Disebabkan Golongan Ini

Khoirul Anwar Afa

Khoirul Anwar Afa

Penulis adalah Dosen Fakultas Ushuluddin PTIQ Jakarta

RelatedPosts

dekonstruksi di era digital
Kajian

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (2) : Menunda Kebenaran, Meluaskan Perspektif

26/07/2025
Peran Media Sosial Dalam Mewujudkan Siswa Toleran
Kajian

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (1) : Bagaimana Cara Anak Muda Menyelamatkan Akal Sehatnya

22/07/2025
kampanye anti intoleransi
Kajian

Apakah Toleransi Berarti Membiarkan Intoleransi?

21/04/2024
Ada Apa di Bulan Dzulqa’dah
Kajian

Ada Apa di Bulan Dzulqa’dah?

30/05/2023
Menyapa Agama-Agama dalam Sejarah dan Teologi (2)
Kajian

Menyapa Agama-Agama dalam Sejarah dan Teologi (2)

02/02/2023
Menyapa Agama Agama dalam Sejarah dan Teologi
Kajian

Menyapa Agama-Agama dalam Sejarah dan Teologi (1)

26/01/2023
Next Post
Melewati Masa Sulit Ala Nabi Yusuf A.s

Hancurnya Agama Disebabkan Golongan Ini

Menyelamatkan Habib Di Nusantara | Bulletin Islamina Vol.1 No.4

Menyelamatkan Habib di Nusantara | Bulletin Islamina Vol.1 No.4

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.