Dakwah yang baik ibarat pedagang yang selalu menawarkan barang dagangannya dengan cara yang baik dengan terus menjaga kualitas produk yang ada sehingga para calon pembeli merasa butuh dan senang membeli barang dagangan yang dibawanya. Bahkan, ketika barang tersebut sudah menjadi kebutuhan masyarakat, maka barang tersebut selalu dicari keberadaannya. Di sinilah mestinya agama didakwahkan demikian. Agama merupakan dagangan yang kualitasnya baik, sehingga para “penjual” mesti bisa mengemas kata yang baik sehingga masyarakat luas akan merasa butuh terhadap agama yang penjual anut. Sehingga, mereka akan dengan sendirinya tergugah hati memeluk agama sesuai yang “penjual” anut.
Jika umat bisa berdakwah dengan cara yang santun sebagaimana tersebut di atas, maka bukan saja agama yang semakin berkembang, namun ikatan persaudaraan sesama bangsa akan terus terjalin erat. Di sinilah akan terjalin ukhuwah Islamiyah dan wathaniyah secara bersamaan. Jika ini yang terjadi, maka setiap individu akan semakin shalih menurut penilaian agama dan nyaman hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain.
Ukhuwah wathaniyah saat ini harus terus dipupuk karena sering kali mencuat sekelompok umat yang mengatasnamakan agama yang berbuat radikal terhadap umat lain dalam rangka berdakwah. Mereka seakan tidak sadar bahwa para pendahulu bangsa telah terlebih dahulu melakukan dakwah yang santun sehingga bisa menyebarkan agama dengan tetap menjaga keutuhan NKRI. Bahkan, adanya Pancasila, UUD, juga semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan beberapa produk yang erat kaitannya dengan pendakwah agama yang tetap menjaga bangsa.
Kita yang hidup di zaman sekarang mesti bisa meneruskan juang para pendahulu yang santun penuh dengan nuansa kekeluargaan. Dengan begitu, umat akan terus bisa menjalankan syariat agama dengan tenang di dalam rumah besar Indonesia.
Wallahu a’lam.