Kamis, Agustus 21, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Membaca Masa Depan Isis Pasca Keruntuhannya

Membaca Masa Depan Isis Pasca Keruntuhannya

Peran Ormas Sipil dalam Mencegah Ekstremisme dan Terorisme

Roland Gunawan by Roland Gunawan
25/01/2021
in Kolom, Populer
4 0
0
4
SHARES
77
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

islamina.id – EKSTREMISME dan terorisme serta pencarian cara inovatif untuk menghadapinya menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi seluruh dunia saat ini. Terorisme berkembang lebih cepat seiring dengan kemajuan alat untuk menghadapinya, tumbuh, menyebar, dan memperdaya dengan kecepatan luar biasa sehingga perlawanan terhadapnya dalam banyak kasus tak lebih dari sekedar tindakan reaktif belaka.

Ironisnya, organisasi teroris yang digambarkan sebagai organisasi terbelakang, anti-modernitas, anti-inovasi dan anti-kreativitas justru menjadi yang paling mampu berkreasi dan merancang alat untuk menyebarkan, menarik para pendukung, memobilisasi serta mendorong mereka untuk melakukan agenda-agenda kekerasan.

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

Sementara negara-negara sistemik, yang merupakan salah satu capaian terpenting era modern, didominasi oleh ide-ide konvensional yang monoton, sehingga kurang mampu melawan arus gerakan organisasi-organisasi teroris yang terus mengalami peningkatan. Peristiwa 11 September yang diperingati setiap tahun telah mengubah peta interaksi dunia dengan berbagai aktor kekerasan dan terorisme dan secara tidak adil menstigmatisasi masyarakat Muslim sebagai momok kekerasan dan terorisme.

Barangkali salah satu sebab ironi dan gap dalam perburuan terhadap kelompok-kelompok teroris oleh negara atau bahkan dalam pengambilan langkah-langkah proaktif untuk mencegah orang-orang jatuh ke dalam cengkeraman kelompok-kelompok tersebut sejak awal, atau untuk mencegah terjadinya tindak kekerasan dan terorisme, itu karena terlalu mengandalkan aparat keamanan yang tentu saja tidak cukup untuk menghilangkan ekstremisme.

Ekstremisme dan terorisme, sebagai tantangan yang dihadapi dunia saat ini, tidak cukup hanya dipandang sebagai ancaman terhadap keamanan nasional, tetapi perlu dilihat sebagai ancaman terhadap intelektualitas, sosial, ekonomi, dan politik.

Ekstremisme antara Kekerasan dan Terorisme

Tidak ada terorisme tanpa ekstrimisme. Ini adalah fakta pertama yang menentukan cara dan strategi apa yang harus ditempuh untuk melakukan pencegahan, sebab terorisme sangat terkait dengan ekstremisme. Fakta kedua terkait dengan korelasi antara ekstremisme dan kekerasan, mengingat terorisme merupakan salah satu bentuknya yang umum, sehingga strategi yang lebih komprehensif adalah dengan menangani akar-akar kekerasan dan lingkungan tempat persemaiannya, bukan menangani peristiwa-peristiwa terorisme semata.

Fakta ketiga terkait dengan banyaknya faktor pemicu ekstremisme sebagai inkubator kekerasan dan terorisme, antara lain:

(1). Faktor struktural yang secara mendasar terpusat pada manipulasi pikiran dan pencucian otak dengan pemahaman-pemahaman keliru mengenai agama dan kehidupan;

(2). Faktor yang terkait dengan lingkungan yang menyuburkan ekstremisme dan mendorong munculnya organisasi-organisasi kekerasan dan terorisme melalui proses bertahap yang dimulai dari sekedar simpati negatif terhadap gagasan ekstremisme dan kekerasan hingga simpati positif dalam bentuk verbal, dukungan finansial, dan keterlibatan dalam protes-protes, hingga keterlibatan dalam tindak-tindak kekerasan;

(3). Faktor yang dapat digambarkan sebagai faktor pemicu atau pendorong untuk membenarkan tindak-tindak kekerasan dan terorisme, seperti hasrat untuk memperoleh kedudukan, keinginan yang kuat untuk menunjukkan identitas, balas dendam, atau adanya unsur-unsur lain yang cenderung untuk berkonflik dan bermusuhan.

Pemahaman yang benar mengenai fakta-fakta tersebut menjadi prasyarat utama untuk membangun strategi perlawanan yang didasarkan pada pendekatan preventif dan pembentukan pemahaman yang sadar mengenai obyek yang harus dicegah. Maka membongkar akar-akar ekstremisme adalah sangat penting, sama pentingnya dengan pemburuan terhadap para pelaku tindak-tindak kekerasan dan terorisme.

Karakteristik Ekstremis

Sangat penting memahami karakteristik ekstremis sebagai calon yang paling potensial dibandingkan yang lain untuk terlibat dalam tindak-tindak kekerasan dan terorisme. Di antara karakteristik itu adalah: (1). Pandangan tunggal (hitam-putih) terhadap fenomena, yang menghalanginya untuk memahami fenomena tersebut secara obyektif; (2). Keyakinan memiliki kebenaran mutlak, sehingga orang yang tidak sepaham dengannya dianggap sebagai musuh; (3). Ketidakmampuan untuk menerima sudut pandang lain, dan; (4). Ketertutupan kognitif dan ketidakterbukaan terhadap pengalaman-pengalaman lain yang terhampar di hadapannya.

Dengan demikian, kita menghadapi pribadi yang mudah direkrut untuk melakukan tindak-tindak kekerasan dan terorisme dengan upaya yang seminimal mungkin, sehingga sulit bagi pribadi-pribadi seperti itu untuk menerima orang lain yang tidak sepaham dengannya, apalagi jika hal itu disertai dengan tingkat perasaan ketidakadilan sosial atau diskriminasi terhadapnya karena satu atau lain hal.

Karenanya, komponen pemikiran menjadi salah satu komponen terpenting dari strategi pencegahan ekstremisme dan terorisme, berdasarkan prinsip bahwa pemikiran mendahului dan mengarahkan perilaku, dan bahwa ekstremisme pemikiran adalah penentu ekstremisme perilaku. Semua pihak perlu berkolaborasi bersama dalam menyusun strategi tersebut sejak awal dengan menyiapkan mekanisme implementasi spesifik serta unit-unit pemantauan dan evaluasi.

Peran Organisasi Masyarakat Sipil dalam Mencegah Ekstremisme dan Kekerasan

Page 1 of 2
12Next
Previous Post

Kriteria Orang yang Tangguh dalam menghadapi Ujian

Next Post

Siswi Non-Muslim Pakai Jilbab VS Muslimah Lepas Jilbab

Roland Gunawan

Roland Gunawan

Wakil Ketua LBM PWNU DKI Jakarta

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Ketua Baznas RI
Kabar

Ketua BAZNAS RI Tekankan Kebutuhan Ilmuwan Filantropi

22/10/2024
maulid nabi
Kolom

Pribumisasi Makna Maulid Nabi di Nusantara: Harmoni Agama dan Budaya Lokal

27/09/2024
Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali
Kolom

Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali

18/06/2024
Next Post
Siswi Non-muslim Pakai Jilbab Vs Muslimah Lepas Jilbab

Siswi Non-Muslim Pakai Jilbab VS Muslimah Lepas Jilbab

Cara Bijak Merubah Kemungkaran Di Sekitar Kita

Cara Bijak Merubah Kemungkaran Di Sekitar Kita

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.