Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Pesantren sebagai Penyemai Karakter Bangsa

Pesantren sebagai Penyemai Karakter Bangsa

Pesantren sebagai Penyemai Karakter Bangsa

Anton Prasetyo by Anton Prasetyo
20/06/2022
in Kolom, Tajuk Utama
5 0
0
5
SHARES
101
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Sebagai lembaga pendidikan tertua di Nusantara, Pesantren tidak saja intisyarul ilmi (menyebarkan ilmu) namun juga sebagai tempat penumbuhan akhlak mulia dan penguatan karakter bangsa bagi santri-santrinya. 

Kiat-kiat pesantren menjadi tempat penumbuhan akhlak mulia dan penguatan karakter bangsa antara lain adalah; Pertama, pesantren merupakan lembaga pendidikan agama yang memiliki sosok kiai, dimana ia merupakan figur otoritas. Sebagai figur otoritas, segala apa yang menjadi gerak-gerik dan ucapan akan menjadi panutan santri-santrinya. Dalam pesantren sering kali ada candaan, saking nge-fans-nya, santri sering kali meniru nada batuk sang kiai.

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Padahal, seorang kiai pesantren selalu berusaha taqarub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah SWT). Sebagai upaya, ketika sedang melakukan ibadah kepada-Nya, ia selalu bisa khusyu’. Sementara, saat bermuamalah dengan sesama makhluk, ia selalu berusaha menyenangkan hati sesama makhluk.

Jangankan menyakiti hati atau raga santri, seorang kiai mesti berpikir terlebih dahulu saat akan mencabut sehelai daun rumput. Ia berpikir manfaat dan mudharat. Jangan-jangan ia harus mempertanggungjawabkan tindakannya di persidangan agung karena menyakiti rumput tanpa adanya sebab (untuk merapikan halaman atau sejenis).

Kedua, santri mendapatkan pendidikan akhlak yang super baik. Sebagai misal, pesantren selalu mengajarkan kitab Ta’limul ‘Alim wal Muta’alim. Salah satu pelajaran akhlak yang dibahas dalam kitab ini adalah mengajarkan santri agar selalu bisa menyenangkan hati orang lain dan tidak menyulut kemarahan hati orang lain.

Dalam kita ini, santri dituntut agar membiasakan diri mencari ridha guru dan jangan sampai membuat marah hati guru. Sebagai langkah upaya, kitab ini memberikan contoh detail perilaku yang mesti dilakukan santri. Saat santri ingin bertemu dengan guru, ia diharapkan bersabar sampai sang guru keluar dari rumah. Seorang santri tidak diperkenankan mengetuk pintu agar tidak mengganggu kegiatan kiai. Santri di sini diajarkan agar bersabar.

Page 1 of 2
12Next
Tags: Cinta Tanah AirHubbul WathanKarakter BangsaKiaiLembaga PendidikanPesantrenSantri
Previous Post

Tugas Alumni Timur Tengah Jadikan Indonesia Negeri Islam Wasathiyah, Bukan Islam Radikal

Next Post

Menyoal Autentisitas Argumen Para Pengusung Khilafah

Anton Prasetyo

Anton Prasetyo

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Next Post
kh l fah

Menyoal Autentisitas Argumen Para Pengusung Khilafah

politisasi agama

Borok Politisasi Agama di Indonesia

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    299 shares
    Share 120 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.