Dari kisah di atas bisa dikorelasikan dengan kebijakan PPKM Level 4 untuk menanggulangi penyebaran Covid-19 yang masih tinggi ini. Tujuan utamanya dalam rangka menjaga kehidupan manusia yang sehat dan maslahat. Hanya saja kalau dihadapkan dengan sejumlah fakta di masyarakat yang terhimpit ekonomi karena adanya kebijakan PPKM ini tentu perlu upaya terobosan lagi.
Menjaga Kehidupan
Dalam kaidah ushul Fiqih dikenal adanya mabadi’ al-Khamsah atau lima pondasi dasar yang menjadi inti dari adanya syariat Islam (maqashid al-Syariah). Apapun alasannya, menjaga kehidupan manusia tetap menjadi perioritas nomor wahid. Orientasi seperti ini yang diterima baik oleh orang-orang Arab Jahiliyah saat itu ketika pertama kali Islam datang dibawakan oleh Nabi Muhammad SAW.
Orang-orang Yahudi yang ada di Yastrib saat itu mendengar bahwa misi utama Islam adalah mengangkat hak-hak hidup manusia, mereka sangat antusias dan merindukan kedatangan Muhammad di tengah-tengah mereka. Sehingga ketika Nabi hijrah di Madinah, beliau mendapat sambutan baik dari para penduduk setempat atau yang disebut kelompok Anshar.
Prioritas menjaga kehidupan yang dibawa oleh Islam itu tidak hanya menyelamatkan dari ancaman peperangan, arogansi manusia, tetapi juga ancaman dari penyakit akibat kelaparan, bodoh, dan lainnya. Oleh sebab itu, Nabi Muhammad dalam salah satu hadisnya yang terkenal menyampaikan bahwa umat muslim satu dengan lainnya seperti anggota badan. Jika ada salah satu anggota badan yang sakit, maka semuanya ikut merasakan sakit.
Kaidah seperti itu bisa diterapkan pada saat kondisi PPKM level 4 ini digalakkan. Bisa saja nanti pemerintah harus terpaksa menerapkan kebijakan yang lebih ketat lagi kalau penyebaran Covid-19 dan korban karena virus tersebut masih terus menjulang tinggi. Alasan utamanya karena faktor menyelamatkan kehidupan manusia.
Lalu apa yang harus dilakukan oleh umat beragama? Bagi umat beragama, khususnnya Islam perlu memiliki prinsip bahwa menjaga kehidupan itu lebih penting daripada yang lainnya. Di sinilah kesempatan membuktikan sejatinya menjadi manusia sebagai makhluk sosial. Peduli terhadap keluarga, tetangga, dan peduli terhadap lingkungan.