Oleh karena itu Nurwakhid menekankan jiwa sebagai generasi muda harus tetap kuat dalam menahan segala macam tantangan ideologi, sehingga bisa terus berada di jalan tengah sehingga bisa menggapai impian Indonesia Emas di tahun 2045 mendatang.
“Kita harus kuat berada ditengah. Jangan terbawa ke kiri dan jangan juga terbawa ke kanan. Esensi baik ideologi kanan kita ambil, esensi ideologi kiri kita ambil. Kita ambil jalan tengah, itulah Pancasila,” ujarnya.
Nurwakhid mengatakan peran Duta Damai Dunia Maya yang diikuti generasi muda, pegiat media sosial sangat vital. Hal tersebut dikarenakan radikalisasi yang dilakukan kelompok radikal itu sangat signifikan menggunakan media, terutama media sosial, sehingga perlu kita lakukan kontra-kontra, baik itu kontra narasi, kontra propaganda, dan kontra ideologi,
“Karena memang generasi muda ini menurut data survey yang kita miliki bahwa dominasi terhadap kelompok yang tergabung dalam indeks potensi radikal ini dominan pada generasi muda, terutama generasi milenial. Makanya Duta Damai ini sagat vital dan signifikan untuk kita libatkan dalam menglorifikasi tentang perdamaian, persatuan cinta tanah air, maupun nilai-nilai kebangsaan,” paparnya.
Untuk itu kepada para generasi muda anggota Duta Damai Dunia Maya, Nurwkahid ini meminta agar Duta Damai harus bertindak militan untuk menjadi buzzer dalam melawan segala ujaran kebencian, hoax dan adu domba.
“Jadilah buzzer yang dapat menebar perdamaian, menggelorakan konsensus-konsensus nasional. Karena dengan itu negara kita bisa menggapai Indonesia Emas 2045. Ditangan kalianlah bangsa ini akan maju” tandas Nurwakhid.