Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kajian
Refleksi Idul Adha Dan Kurban

Refleksi Idul Adha Dan Kurban

Refleksi Idul Adha dan Kurban

Khoirul Anwar Afa by Khoirul Anwar Afa
31/07/2020
in Kajian
6 0
0
6
SHARES
127
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram


Sebagaimana kita ketahui bahwa Idul Adha menjadi momentum religius bagi umat muslim setiap tahunnya. Kita semua dianjurkan merayakan Idul Adha dengan menyembelih hewan kurban dari binatang ternak. Seperti domba, sapi atau sejenisnya, yang dilaksanakan selepas sholat Idul Adha sampai tiga hari setelahnya (ayyamut-tasyriq).
Ibadah kurban laksana napaktilas laku lampah Nabi Ibrahim as yang ketika itu diperintah menyembelih putera kesayangan, yaitu Nabi Ismail as. Kala itu Ismail masih bocah sedang lucu-lucunya. Diceritakan dalam al-Qur’an surah as-Shaffat yat 100:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ – ١٠٢

BacaJuga

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (2) : Menunda Kebenaran, Meluaskan Perspektif

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (1) : Bagaimana Cara Anak Muda Menyelamatkan Akal Sehatnya

Apakah Toleransi Berarti Membiarkan Intoleransi?

“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”

Dalam tafsir Jalalain ayat tersebut diberikan penjelasan bahwa pada saat itu, nabi Ismail baru berusia tujuh tahun, ada juga yang mengatakan tiga belas tahun.

Namun demi kepatuhannya kepada Allah, apapun harus rela dipertaruhkan meskipun seorang putra dari darah dagingnya sendiri. Sebuah totalias kepatuhan yang harus diteladani, anak yang dicintai setelah sekian lama dinanti harus diikhlaskan atas permintaan Sang Pencipta.


Singkat cerita, tugas mulia itu dilakukan dengan patuh, sabar dan ikhlas. Sepontan ketika pisau hendak diiriskan ke leher Ismail, lalu Allah mengantinya dengan domba dari surga.
Kalau kita baca lebih jauh, rupanya, perintah kurban sudah ada jauh sebelum Nabi Ibrahim ada, yakni ketika Habil dan Qabil putera Nabi Adam as diperintah melaksanakan kurban. Lalu pelajaran apa yang dapat dipetik dari kisah monumental dan fenomenal tersebut?.
Pertama, dari sudut akar historisnya, merujuk pada pelaksanaan kurban sejak Nabi Adam, kurban adalah bentuk ibadah yang sama tuanya sejak manusia ini ada.
Kedua, digantikannya nabi Ismail pada saat itu dengan domba, seolah memberi jawaban tuntas sekaligs meluruskan kekeliruan pemikiran kurban berupa manusia yang kerap terjadi pada masa itu. Sebut saja di Mesir dikenal tradisi mengurbankan gadis tercantik untuk dewi sungai Nil, di Kanaan Iraq bayi-bayi dipersembahkan untuk dewa Ba’al. Di Meksiko suku Aztec mengorbankan jantung manusia untuk dewa Matahari. Di Eropa utara, orang-orang Viking yang tadinya mendiami skandinavia mengorbankan pemuka-pemuka agama mereka kepada dewa perang “Odin”.
Jadi kehadiran Nabi Ibrahim yang diperkirakan hidup pada abad ke-18 sebelum masehi tersebut menjadi jawaban atas penolakan kurban berwujud manusia.
Ketiga, Allah sedemikian kasihnya terhadap manusia, sehingga kurban dalam bentuk mansuia tidaklah diperkenankan. Manusia hidup tidak untuk dikurbankan tetapi untuk dimuliakan, karena manusia diciptakan untuk mengabdi dan melestarikan isi bumi.

Page 1 of 2
12Next
Previous Post

Hikmah Idul Adha: Membentuk Manusia yang Baik

Next Post

Misi Utama Diutusnya Para Nabi dan Rasul yang Perlu Dicermati

Khoirul Anwar Afa

Khoirul Anwar Afa

Penulis adalah Dosen Fakultas Ushuluddin PTIQ Jakarta

RelatedPosts

dekonstruksi di era digital
Kajian

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (2) : Menunda Kebenaran, Meluaskan Perspektif

26/07/2025
Peran Media Sosial Dalam Mewujudkan Siswa Toleran
Kajian

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (1) : Bagaimana Cara Anak Muda Menyelamatkan Akal Sehatnya

22/07/2025
kampanye anti intoleransi
Kajian

Apakah Toleransi Berarti Membiarkan Intoleransi?

21/04/2024
Ada Apa di Bulan Dzulqa’dah
Kajian

Ada Apa di Bulan Dzulqa’dah?

30/05/2023
Menyapa Agama-Agama dalam Sejarah dan Teologi (2)
Kajian

Menyapa Agama-Agama dalam Sejarah dan Teologi (2)

02/02/2023
Menyapa Agama Agama dalam Sejarah dan Teologi
Kajian

Menyapa Agama-Agama dalam Sejarah dan Teologi (1)

26/01/2023
Next Post
Menyelami Nilai-nilai Sufisme Di Era Krisis Nilai

Misi Utama Diutusnya Para Nabi dan Rasul yang Perlu Dicermati

Menjadi Muslim Yang Cinta Tanah Air

Menjadi Muslim yang Cinta Tanah Air

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.