Kamis, Agustus 21, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Peradaban
Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

Aguk Irawan by Aguk Irawan
16/08/2022
in Peradaban, Tajuk Utama
4 0
0
4
SHARES
82
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Perjalanan Indonesia sebagai bangsa yang merdeka banyak persepektif dan kronologi sejarah heroisme yang berbeda, tulisan ini hanya salah satu versi yang singkat dan menurut saya terpenting dari sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia.

Pada sekitar bulan Maret 1962 Belanda bisa merebut Batavia dari kesultanan Cirebon. Di bulan yang sama di tahun berbeda, takdir Allah, pada 5 Maret 1942, Jepang berhasil merebut Batavia dari Hindia Belanda. Kemudian semua Komandan dan prajuritnya lari ke Lembang dan sore hari tanggal 7 Maret 1942 Lembang jatuh ke tangan Jepang. Jepang berhasil memaksa pasukan KNIL (Koninklijk Netherlandsch Indische Leger) di bawah komando Letjen Ter Poorten melakukan gencatan senjata.

BacaJuga

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

Setelah bertekuk lutut, Mayjen JJ Pesman pun mengirim utusan ke Lembang untuk melakukan perundingan. Tetapi dari pihak Jepang, Kolonel Shoji minta agar perundingan dapat dilakukan di Gedung Isola (sekarang dipakai sebagai Gedung Rektorat UPI, Bandung).

Sementara itu, Jenderal Imamura yang dihubungi Kolonel Shoji memerintahkan agar mengadakan kontak dengan Gubernur Jenderal Tjarda van Starkendborgh Strachouwer untuk mengadakan perundingan di Kalijati, Subang pada pagi hari tanggal 8 Maret 1942. Kemudian Belanda meminta perundingan di Kalijati. Saat itu juga, Ter Poorten dan Tjarda secara resmi menandatangi dokumen kapitulasi atau penyerahan tanpa syarat Hindia Belanda kepada Jepang.

Keesokan harinya, 9 Maret 1942, Belanda menyiarkan penyerahan dirinya lewat radio. Setelah radio dikuasi oleh Jepang, Kolonel Shoji menyiarkan berita amat penting yaitu mengumumkan akan menjadikan Indonesia saudara tuanya dan berjanji sesama Asianya akan membantu memerdekannya dari penjajahan kulit putih Eropa. Satu bulan kemudian, 9 Mei Kiai Haji Hasyim bersedia menjadi mufti (shumubu) 1942.

Orang banyak bertanya, bahkan elit nasionalis saat itu banyak menyayangkan sikapnya dan mengkritik keras keputusan ini, tetapi Mbah Hasyim tetap tak bergeming untuk mundur. Bahkan, ia menunjuk putranya untuk menggantikan posisinya sebagai pelaksana. Namun belakangan baru diketahui bahwa sikap ini adalah sebagai strategi yang luar biasa bagi jalan menuju kemerdekaan.

Sejarah mencatat, Presiden Jepang, tanggal 24 September 1942 secara resmi pernah berjanji akan memerdekakan bangsa Indonesia, tetapi janji tetap janji. Hal inilah yang dimanfaatkan Mbah Hasyim untuk terus konsolidasi dan menjalankan strateginya. Diantaranya dengan meminta Jepang untuk memberi pendidikan yang memadai pada pribumi dan memintanya untuk melatih militer.

Jepang tidak keberatan, karena mereka sudah mencium Belanda dan sekutu akan kembali mengambil alih kekuasaannya pada rencana agresi militer kedua. Ini bagian dari keputusan negara antar bangsa di Wina pada 2 September 1942. Jadi pelatihan militer pada pribumi akan menguntungkannya untuk menghadapi NICA. Tapi bagi Mbah Hasyim pengetahuan dan pelatihan ini adalah langkah pertama untuk menggapai cita-cita kemerdekaan. Sebab baginya, jika rakyat sudah terlatih, tidak ada sulitnya mengusir Jepang yang hanya segelintir itu.

Melalui Shumuka-cho (kantor cabang Shumubu di daerah) Mbah Hasyim dan sejumlah kiai membuat barisan komando perang, seperti Barisan Hizbullah, Sabilillah, Pandu Hizbul Wathon dan lain sebagainya. Setiap hari kiai dan santri bersama PETA (militer buatan Jepang) dilatih perang oleh tentara Jepang dalam komando kolonel Shoji (Disinilah sejarah TNI dididirikan). Kelak, setelah mereka sedikit mahir dan Mbah Hasyim dimasukan ke penjara selama empat bulan karena menolak kebijakan Seikirai. Selama itu pula bagaimana pemberontakan demi pemberontakan kaum santri bergolak dimana-mana. Sehingga Jepang terpaksa melepaskan Mbah Hasyim.

Tidak hanya melepaskan, karana mereka terdesak akhirnya Jepang menunaikan janjinya pada tanggal 9 Maret 1942, yaitu segera “memberi” kemerdekakan Indonesia, yaitu dengan membentuk BPUPKI pada tanggal 29 April 1945

Kemudian 1-10 Mei 1945 elit politis negeri ini mengundang semua elemen bangsa, dan ketika ingin membahas dasar negara secara lebih serius, terlalu banyak keinginan dan gagasan, bahkan sampai deadlock, maka untuk menindaklanjuti ini BPUPKI membentuk tim kecil yang berisi sembilan tokoh yang dianggap mewakili dua kelompok penting tersebut, yakni nasionalis sekuler dan nasionalis agama.

Terpilah sembilan tokoh, mereka adalah Ir Sukarno, Mohammad Hatta, Mr AA Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, H Agus Salim, Mr Achmad Subardjo, KH Wahid Hasyim, dan Mr Muhammad Yamin. Salah satu hasilnya adalah berhasil membuat naskah pembukaan undang-undang dasar dan rumusan dasar negara meski ada sedikit perbedaan, misalnya dengan apa yang dipidatokan oleh Sukarno pada 1 Juni 1945.

Page 1 of 2
12Next
Tags: BPUPKIKemerdekaanKH. Hasyim AsyariKH.Hasyim Asy'ariPancasilapiagam madinahSejarah Kemerdekaan IndonesiaSoekarno
Previous Post

Memahami Filantropi Islam

Next Post

Mengapa Indonesia Bukan Negara Islam?

Aguk Irawan

Aguk Irawan

Pengasuh Pesantren Kreatif Baitul Kilmah Yogyakarta

RelatedPosts

edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
maulid nabi
Kolom

Pribumisasi Makna Maulid Nabi di Nusantara: Harmoni Agama dan Budaya Lokal

27/09/2024
sejarah maulid
Peradaban

Sejarah Perayaan Maulid Nabi di Nusantara: Dari Wali Songo hingga Tradisi Daerah

25/09/2024
Next Post
Mengapa Indonesia Bukan Negara Islam

Mengapa Indonesia Bukan Negara Islam?

Maimoen Zubair

Algoritma Kemerdekaan Perspektif Syaikhuna Maimoen Zubair

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.