ISLAMINA.ID – Setiap prilaku maupun perbuatan yang dilakukan oleh manusia akan diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak baik berupa ucapan maupun gerakan badan.
Bila perbuatannya baik maka ia akan merasakan kebaikan tersebut. Begitu pula kejahatan yang telah dilakukan maka akan ada konsekuensi yang ia terima.
Hal ini sesuai firman Allah yang termaktub dalam kitab suci Al Qur’an surat Yasin ayat 12 yang berbunyi:
إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ
Artinya:
Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. Yasin: 12)
Penjelasan Tafsir Yasin Ayat 12
Imam At Thabari dalam tafsirnya menjelaskan tentang turunnya ayat ini berkata tentang sebagian sahabat Nabi Muhammad yang ingin selalu dekat dengan masjid Nabi. Ini bertujuan agar mereka dekat dengan Nabi.
Sedangkan menurut Ibnu Abbas bahwa ayat ini turun berkenaan rumah-rumah sahabat Anshar letaknya jauh dari masjid lantas mereka hendak pindah lokasi dekat dengan masjid.
Imam Ibnu Katsir berpendapat bahwa Allah mencatat segala amalan yang pernah dilakukan maupun kebaikan yang telah ia tinggalkan seperti ilmu yang bermanfaat bagi banyak orang atau sedekah jariyah untuk kemaslahatan umum setelah dirinya meninggal dunia.
baca juga: Sahabat Nabi yang Pakar Tafsir Al Qur’an
Ayat ini mengisyaratkan kepada umat islam supaya berperan aktif demi menyongsong masa depannya dengan menyiapkan bekal di alam baka.
Hal ini diperkuat dengan sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim
ﻭﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻣﻮﺳﻰ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺇﻥ ﺃﻋﻈﻢ اﻟﻨﺎﺱ ﺃﺟﺮا ﻓﻲ اﻟﺼﻼﺓ ﺃﺑﻌﺪﻫﻢ ﺇﻟﻴﻬﺎ ﻣﻤﺸﻰ ﻓﺄﺑﻌﺪﻫﻢ ﻭاﻟﺬﻱ ﻳﻨﺘﻈﺮ اﻟﺼﻼﺓ ﺣﺘﻰ ﻳﺼﻠﻴﻬﺎ ﻣﻊ اﻹﻣﺎﻣ ﺃﻋﻈﻢ ﺃﺟﺮا ﻣﻦ اﻟﺬﻱ ﻳﺼﻠﻴﻬﺎ ﺛﻢ ﻳﻨﺎﻡ ﺭﻭاﻩ اﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻭﻣﺴﻠﻢ
Artinya:
Diriwayatkan dari Abi Musa Al Asy’ari Radhiyallahu Anhu berkata: Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda: Sesungguhnya pahala terbesar dalam shalat yang dilakukan manusia saat jarak yang ia tempuh semakin jauh dan orang yang menunggu shalat berjamaah dengan imam lebih besar pahalanya daripada orang yang shalat kemudian ia tidur. (HR. Bukhari dan Muslim).
Bekal Masa Depan: Amal Kebaikan
Hidup di dunia ibarat sebuah kompetisi, ada yang akan menjadi pemenang, juga ada yang akan tersingkir dari pertandingan. Semua orang berusaha agar menjadi seorang pemenang dengan bekal ilmu dan persiapan yang matang.
Salah satu bekal agar amal seseorang menjadi berbobot dan berkualitas adalah dengan bertindak sesuai prosedur dengan menekankan akan pentingnya akhlak terhadap siapapun. Hal ini seperti dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Abi Darda’
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ( مَا مِنْ شَيْءٍ أَثْقَلُ فِي الْمِيزَانِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ ) رواه أبو داود
Artinya: Diriwayatkan dari Abi Darda’, Nabi bersabda: tak ada sesuatu yang lebih berat di timbangan amal daripada budi pekerti yang baik. (HR. Abu Dawud).