Demikianlah, manusia yang mendayagunakan akalnya dengan proposional akan melahirkan akhlak yang mulia yaitu menjadi sosok pemaaf, rendah
hati, dan bijaksana sebagaimana dinyatakan Ibn Abbas. Sehingga, agar manusia senantiasa bahagia jiwanya, ia hendaknya menyeimbangkan pendayagunaan tiga potensi, yaitu akal, emosi, dan hasrat.
Akal yang tidak didayagunakan secara baik akan melahirkan manusia yang sombong dan durhaka, emosi yang tidak digunakan dengan baik akan membawa manusia pada kesembronoan tindakan, dan hasrat yang tidak terkendali akan membawa manusia pada pemuasan nafsu kebinatangan. Keseimbangan potensi akal, emosi, dan hasrat akan membawa manusia pada keutamaan jiwa atau empat kebajikan utama yang meliputi kebijaksanaan, keberanian, keterjagaan diri, dan moderasi ketiga potensi itu akhirnya membawa pada proposionalitas akhlak dan sikap. Demikianlah pentingnya tasawuf sebagai jalan yang moderat yang membahagiakan.
Baca Juga:
Tasawuf Sebagai Jalan Bahagia (1)