Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Tiga Kondisi Insan Saat Kematian

Tiga Kondisi Insan Saat Kematian

Tiga Kondisi Insan Saat Kematian

Ahmad Rusdi by Ahmad Rusdi
14/07/2020
in Kolom
16 1
0
17
SHARES
346
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Setiap makhluk hidup akan mati. Begitu juga dengan manusia. Kematian adalah kemestian dan kepastian. Namun, kondisi kematian setiap insan akan berbeda-beda. Paling tidak, ada tiga kondisi insan saat kematian itu tiba.

Pernah menyolatkan jenazah yang saat meninggal dalam keadaan menunaikan sholat…. Subhanallah..indahnya hamba Allah yang meninggal dalam kondisi demikian. .Semenjak pulang dari Damaskus Suriah tahun 2000 sampai saat ini, sudah tiga kali saya menyolatkan hamba-hamba Allah yang mendapatkan keistimewaan dalam mengakhiri hidupnya.

Yang pertama, saat kakek samping saya, al-Ust. H. Muhammadun, meninggal dunia beberapa tahun lalu. Beliau meninggal dunia saat akan berdiri untuk khutbah kedua sholat jumat di masjid Jami’ al-Mujahidin Kalibata. Saat itu beliau tiba-tiba terjatuh dan kepalanya terantuk mimbar kayu lalu tidak sadarkan diri dan kemudian meninggal dunia. Masih beruntung saat itu ada paman saya, KH. Abdul Halim yang bisa langsung menggantikan posisi beliau sebagai khatib sehinga pelaksanan sholat Jumat bisa dilanjutkan, meskipun dalam kondisi berduka.

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

Baca juga: Hidup Barokah Bukan Tanpa Masalah

Yang kedua, mensholatkan jenazah tetangga yang biasa saya panggil bang H.Asmawi. Beliau meninggal dunia saat menjadi imam di masjid Jami’ al-Mujahidin juga. Sebenarnya beliau jarang mau jadi imam, terlebih bila ada guru ngaji kecil saya, Ust. H. Muhayat Soleh atau Ust. H. Muhammad Haris. Tapi berhubung saat itu tidak ada lagi orang yang dianggap layak, akhirnya beliau yang di daulat jadi imam. Dan saat berada pada posisi tahyat awal, beliau tiba-tiba tersungkur dan tidak lama kemudian dinyatakan meninggal dunia. Begitu pula yang ketiga, Bang H. Hamdani yang meninggal saat sholat Asar di musholla al-Ikhlas Kalibata. Yang terakhir ini baru saja saya mensholatkannya kemarin hari Senin di musholla tempat beliau kembali ke haribaan Allah SWT.

Ada orang-orang yang meninggal dengan kondisi yang indah seperti itu, yang membuat kita iri. Siapa yang tak iri…Karena secara zahir mereka layak disebut meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Tapi ada juga yang meninggal dalam kondisi sedang melakukan kemaksiatan. Wa iyyadzu billah. Ajal datangnya memang tidak disangka sangka, kapan saja bisa hadir bila memang sudah saatnya dan tidak bisa ditunda, La yastakhiruuna sa’atan wa la yastaqdimun.

Baca juga: Hiasa diri dengan Sifat Rendah Hati

إنَّمَا الأَعْمَالُ بِالخَـوَاتِيْمُ

“Sesungguhnya amalan itu (tergantung) dengan penutupnya”. [HR Bukhari).

Kalau kita merujuk pada al-Qur-an, paling tidak ada tiga kondisi kematian anak manusia:

Meninggal dalam keadaan kafir, tidak beriman

“Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): “Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar, (tentulah kamu akan merasa ngeri). (Q.S al-Anfal: 50).

Meninggal dalam keadaan zholim

“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: “Telah diwahyukan kepada saya”, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: “Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah”. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.” ( Q.S al-An’am: 93)

Meninggal dalam keadaan beriman dan istiqomah

Page 1 of 2
12Next
Tags: agar husnul khatimahkematian
Previous Post

Biografi Ibrahim Al Khawwas dan Petuah-petuahnya

Next Post

Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

Ahmad Rusdi

Ahmad Rusdi

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
maulid nabi
Kolom

Pribumisasi Makna Maulid Nabi di Nusantara: Harmoni Agama dan Budaya Lokal

27/09/2024
Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali
Kolom

Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali

18/06/2024
abdullah annaim
Biografi

“Negara Sekuler” ala Abdullahi An-Naim: Negosiasi Agama dan Negara Melawan Konservatisme

27/04/2024
Next Post
Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi Dan Syarat-syarat Yang Harus Dipenuhi

Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

Open Book With Red Lighted Candle Scaled

Siapa Sih yang Berhak Mengeluarkan Fatwa?

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.