“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (Q.S Fushilat: 30).
Kondisi yang ketiga inilah yang dikategorikan husnul khatimah, yaitu akhir yang baik. Dimana seorang hamba, sebelum meninggal, ia mendapatkan hidayah taufiq sehingga ia terhindar dari perbuatan dosa yang berakibat Allah murka. Menjelang akhir hayatnya dia bertaubat serta semangat melakukan ketaatan dan perbuatan-perbuatan baik hingga ia meninggal dunia. Inilah yang disabdakan Rasulullah SAW dalam sebuah hadits:
إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدِهِ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ، قاَلُوُا: كَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ؟ قَالَ: يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ مَوْتِهِ.( رَواه الإمام أحمـد والترمذي)
“Apabila Allah menghendaki kebaikan pada hambanya, maka Allah memanfaatkannya”. Para sahabat bertanya,”Bagaimana Allah akan memanfaatkannya?” Rasulullah menjawab,”Allah akan memberinya taufiq untuk beramal shalih sebelum dia meninggal.” [HR Imam Ahmad dan Tirmidzi).
Baca juga: Suasana Saat Muslim dicabut Nyawanya
Pada hakikatnya kematian seseorang apakah dalam keadaan husnul khotimah atau tidak, hanya Allah yang tahu. Bisa jadi seorang muslim meninggal dalam keadaan yang secara kasat mata, kondisi fisiknya menyedihkan karena sakit, terbunuh atau kecelakaan. Tapi sesunggguhnya di mata Allah dia dalam keadaan husnul khatimah. Sahabat Umar ibn Khatttab meninggal karena terbunuh. Begitu pula sahabat Usman bin Affan. Apakah kita berani mengatakan mereka tidak husnul khatimah. Tentu saja tidak. Mereka berdua jauh lebih baik dalam hal keimanan dan ketaatannya dibanding kita.
Memang ada beberapa riwayat terkait tanda-tanda husnul khotimah, antara lain misalnya mereka yang mengucapkan kalimat syahadat saat meningggal dunia dan mereka yang mati syahid. Untuk itu yang terpenting bagi kita saat ini membiasakan diri untuk taat dan beramal sholeh. Jangan sampai kesibukan dunia membuat kita lalai dari ketaatan dan beamal sholeh hingga ajal menjemput kita.
يَا مَنْ بِدُنْيَاهُ اشْتَغَلْ * قَدْ غَرَّهُ طُولُ الْأَمَلِ
أوْ لَمْ يَزَلْ فِي غَفْلَةٍ * حَتَّى دَنَا مِنْه الْأَجَلُ
الْمَوْتُ يَأْتِي بَغْتَةً * وَ الْقَبْرُ صُنْدُوقُ الْعَمَلِ
‘Wahai yang disibukkan oleh dunia, Sungguh panjangnya angan-angan telah membuat mereka tenggelam, Atau masihkah selalu dalam keadaan lalai (kepada Allah). Hingga ajal datang mendekat, Kematian datang tiba-tiba, Dan kubur adalah tempat penyimpanan amal ( dikutip dari kitab Nashoih al-‘Ibad).”
Dalam kitab yang sama Imam Nawawi Al-Bantani menulis doa yang hendaknya rutin dibaca agar meninggal dalam keadaan husnul khatimah:
اَللهم اغْفِرْ لِأُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ . اَللهم ارْحَمْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ . اَللهم اسْتُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ . اَللهم اجْبُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ . اَللهم أَصْلِحْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ . اَللهم عَافِ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ . اَللهم احْفَظْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ . اَللهم ارْحَمْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ رَحْمَةً عَآمَّةً يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ . اَللهم اغْفِرْ لِأُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ مَغْفِرَةً عَآمَّةً يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ . اَللهم فَرِّجْ عَنْ أُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فَرَجًا عَاجِلًا يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ .
“Allahummaghfir li ummati sayyidina muhammadin allahummarham ummata sayyidina muhammadin allahummastur ummata sayyidina muhammadin allahummajbur ummata sayyidina muhammadin allahummashlih ummata sayyidina muhammadin allahumma ‘afi ummata sayyidinia muhammadin allahummahfadz ummata sayyidina muhammadin allahummarham ummata sayyidina muhammadin rahmatan ‘ammah ya rabbal ‘alamin allahummaghfir li ummati sayyidina muhammadin maghfirotan ‘ammah ya rabbal ‘alamin allahumma farrij ‘an ummati sayyidina muhammadin farajan ‘ajilan ya rabbal ‘alamin,
“Ya Allah, ampunilah umat Muhammad. Ya Allah, sayangilah umat Muhammad. Ya Allah, tutupilah kekurangan-kekurangan umat Muhammad. Ya Allah, berilah kecukupan kepada umat Muhammad. Ya Allah, perbaikilah (semua urusan) umat Muhammad. Ya Allah, berilah kesehatan kepada umat Muhammad. Ya Allah, lindungilah umat Muhammad. Ya Allah, rahmatilah umat Muhammad dengan rahmat yang menyeluruh, wahai Tuhan semesta alam. Ya Allah, ampunilah umat Muhammad dengan ampunan yang menyeluruh, wahai Tuhan semesta alam. Ya Allah, berilah kelapangan kepada umat Muhammad dengan kelapangan yang datang segera, wahai Tuhan semesta alam.”
Dari tiga kondisi insan saat kematian itu, semoga kita senantiasa berada dalam posisi yang ketiga, yakni Meninggal dalam keadaan beriman dan istiqomah. Aaamiin.
Wallahu a’lam.
Tulisan terinspirasi tetangga yang meninggal dunia dalam posisi sholat Asar