Masjid al-Azhar Jakarta yang dibangun pada tahun 1958, misalnya, baru menggunakan pengeras suara pada tahun 1970an. Catatan Kees Van Djik menemukan bahwa masjid Agung Surakarta yang mula-mula menggunakan pengeras suara untuk adzan pada tahun 1930an. Ada yang suka, ada juga yang tak suka dengan pengeras suara. Di tahun 1970an juga sempat muncul debat yang salah satunya dipicu oleh pertanyaan seorang warga di Majalah Ekspres 22 Agustus 1970, “Bagaimana kalau ada orang yang sakit di sekitar masjid dan meninggal karena suara adzan yang terlalu keras”
Orang dulu, suara adzan di masjid menjadi penanda tentang waktu shalat dan juga penanda waktu-waktu lain. Ketika terdengar
adzan dhuhur, berarti pertanda waktunya istirahat. Saat ini, di mana sebagian orang memiliki penanda waktu sendiri: jam (baik jam tangan maupun tertanam di handphone masing-masing), relevansi suara adzan di masjid sebagai penanda waktu menjadi kurang relevan.
Selengkapnya baca dan unduh di sini!
[sdm_download id=”5224″ fancy=”0″]