Ayat itu dimulai dengan firman Allah SWT:
فَذَكِّرْ فَمَا أَنْتَ بِنِعْمَتِ رَبِّكَ بِكَاهِنٍ وَلَا مَجْنُونٍ
“Maka tetaplah memberi peringatan, dan kamu disebabkan nikmat Tuhanmu bukanlah seorang tukang tenung dan bukan pula seorang gila.” [Q.S. at-Thur: 29]
Selanjutnya berturut-turut ayat-ayat selanjutnya menampilkan sebuah kata yang mampu membuat hati seseorang dipaksa berkecamuk, kata tersebut adalah أم yang dalam kaedah sastra harus berpasangan dengan hamzah istifham.
Sebanyak 15 kali, surat ini menyuguhkan uslub (struktur) tersebut, sebanyak itu juga at-Thur mengajak pendengar dan pembacanya untuk merenungkan kandungannya, mempertanyakan keyakinan mereka yang tidak dapat dicerna oleh akal.
Dalam fikiran beliau, ayat-ayat ini yang mampu menyentuh hati Sayyidina Jabir, hingga luluh dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW.
Baituna, 28-7-2021