Dengan adanya istighfar ini, diharapkan agar manusia selalu memperbaiki diri dari segala sikap yang tercela dan menghiasi diri dengan akhlak yang mulia baik berkaitan dengan Allah dan makhluknya.
Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan baik disengaja maupun tidak. Ini menunjukkan bahwa dirinya sering lupa dan memiliki banyak kekurangan, dan penciptanya sebagai Dzat yang Maha sempurna.
Allah akan Menerima Taubat Hambanya, Ini Syaratnya
Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang mau bertaubat, memperbaiki diri agar tak terulang kembali. Nabi Muhammad sebagai Utusan Allah yang selalu dijaga dari hal-hal dosa, tiap hari selalu membaca istighfar lebih dari 70 kali.
Imam Nawawi dalam Riyadhu Sholihin menjelaskan tentang kewajiban bertaubat dari segala dosa. Bila kesalahannya berkaitan dengan Allah maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.
أحدها: أن يقلع عن المعصية
Pertama, meninggalkan segala macam kemaksiatan.
والثاني: أن يندم على فعلها
Kedua, menyesali kesalahan yang telah dilakukan.
والثالث: أن يعزم أن لا يعود إليها أبدا
Ketiga, berusaha untuk tidak mengulanginya lagi.
Baca juga:
- Kisah Taubat Ibrahim bin Adham dan Petuah-petuah Inspiratifnya
- Mengenal Sultan Ulama Izzuddin bin Abdussalam yang tak Lelah dalam Belajar
Adapun kesalahan yang berkaitan dengan sesama manusia maka syarat taubatnya seperti penjelasan diatas, serta ditambah dengan meminta maaf, mencari kerelaan (ridha) dari orang tersebut.
Jika berkaitan dengan barang atau benda maka harus diganti atau mengembalikan kepada orang yang memiliki.
Dari penjelasan ini dapat dipahami bahwa agar taubat seseorang diterima oleh Allah maka syarat-Syarat diatas harus terpenuhi dengan baik. Bila tidak, maka akan merugikan dirinya sendiri dan orang lain.