وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
“Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” [Q.S. al-Nisā’: 1]
Kemudian dalam Alquran surah al-Ra’d ayat 21:
وَالَّذِينَ يَصِلُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُونَ سُوءَ الْحِسَابِ
“Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.” [Q.S. al-Ra’d: 21]
Dalam kitab tafsirnya, Ibnu Katsir menginterpretasikan ayat 21 diatas sebagai implikasi hubungan silaturrahim, berbuat baik kepada kerabat dan sanak famili. Aspek lainnya yaitu meningkatkan kesalehan sosial seperti bersedekah kepada fakir miskin, menolong orang-orang yang memerlukan bantuan, dan mendermakan kebajikan. Dari dua ayat Alquran diatas patutlah dijadikan sebagai pedoman, agar tetap menjaga silaturrahim.
Selanjutnya riwayat Hadis tentang implikasi silaturrahim dapat memasukkan kita ke dalam surga. Hadis yang diriwayatkan dari Abu Ayyub al-Anṣari:
أنَّ رَجُلًا قالَ للنبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: أخْبِرْنِي بعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الجَنَّةَ، قالَ: ما له ما له. وقالَ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: أرَبٌ ما له، تَعْبُدُ اللَّهَ ولَا تُشْرِكُ به شيئًا، وتُقِيمُ الصَّلَاةَ، وتُؤْتي الزَّكَاةَ، وتَصِلُ الرَّحِمَ
“Pernah ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi Saw.: ‘Beritahukan kepadaku perbuatan yang akan memasukkan aku ke dalam surga‛. Dan dia berkata: saya tidak memiliki harta. Dan Nabi Saw. menjawab: Tuan memilkinya, yaitu menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya, dan mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan silaturrahim.” [H.R. Bukhari. No: 1396]
Harmonisasi Ḥabl Min Allah – Ḥabl Min an Nas
Sebagai Muslim yang taat kepada aturan-aturan agama, alasan ketiga ini wajib kamu kerjakan dalam kehidupan sosial. Ḥabl Min Allah adalah hubungan secara vertikal, seorang Muslim dengan Allah Swt. sebagai Dzat yang harus disembah. Sedangkan Ḥabl Min an-Nās, yaitu hubungan secara horisontal antar sesama hamba (makhluk sosial).
Menjalankan ibadah tidak hanya yg bersifat individual dengan Allah semata, tetapi harus ada ibadah yang bersifat sosial. Selama ini kita memahami ibadah itu dari satu sisi saja, seperti shalat, dan membaca Alquran. Padahal, ada sisi lain yang dapat kita ambil pahala ibadah itu, seperti silaturrahim.
Di tahun ini, kamu jadikan lebaran sebagai ladang amal saleh, yakni saling memaafkan, saling sapa, saling tolong menolong, untuk tetap menjaga tali silaturrahim. Sebagai makhluk Allah yang tak hanya update media sosial, kamu juga harus update spiritual. Sebagai Muslim Indonesia, mestinya kamu mampu melaksanakan Ḥabl Min Allah dan Ḥabl Min an-Nās. Momentum silaturrahim secara virtual yang dapat kamu gunakan lewat berbagai platform media, menjadi ladang pahala kamu sebagai Muslim yang taat kepada Allah Swt. (Syahril Mubarok)