Menjadi manusia yang baik merupakan impian setiap orang, namun untuk mewujudkannya dibutuhkan usaha yang maksimal dan kuat akan segala godaan.
Abu Naim Al-asfihan dalam kitab Hilyat Al-Auliya pernah berkata,
ثلاث من أخلاق الأبرار: القيام بالفرائض واجتناب المحارم وترك الغفلة
Ada tiga hal termasuk akhlak orang baik. Pertama, menjalankan segala kewajiban. Kedua, menjauhi segala larangan. Ketiga, tak mudah terlena.
Orang yang menjalankan kewajiban dan menjauhi larangan akan diberikan keistimewaan oleh Allah berupa kedudukan yang tinggi di akhirat serta saat di dunia akan dimudahkan urusannya dan tercukupi dalam rizkinya.
Lebih lanjut Al-asfihani menambahkan tentang orang yang mau istighfar serta tak sombong dengan keadaan serta meningkatkan kepedulian kepada sesama baik dengan materi maupun non materi maka akan mendapatkan Ridha Allah SWT karena pada dasarnya agama menjadi sumber inspirasi bagi perdamaian umat manusia.
Orang sering ribut, bertengkar gara-gara rebutan urusan harta maupun tahta. Maka beruntunglah orang yang tak terlalu tergiur akan kenikmatan sesaat, ia lebih mengedepankan kebaikan bersama daripada kepentingan pribadi maupun golongannya.
Baca juga: Misi Utama Al Qur’an sebagai Pembawa Rahmat bukan Penebar Laknat
Realitanya, Masyarakat belum bisa membedakan wajib dan sunnah, seringkali ibadah sunnah dikatakan wajib atau sebaliknya ibadah wajib dibilang sunnah. Belum lagi bila ada yang melakukan sunnah namun tak ditempatkan pada tempatnya sehingga mendatangkan malapetaka bagi dirinya dan orang lain, misalnya seseorang yang mementingkan shalat jama’ah di Masjid padahal orangtuanya sedang sekarat dirumah sendirian.