Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
generasi milenial

Hijrah dan Celah Radikalisme pada Generasi Milenial

Hijrah dan Celah Radikalisme Pada Generasi Milenial

Yusup Nurohman by Yusup Nurohman
21/08/2022
in Kolom, Tajuk Utama
10 0
0
10
SHARES
206
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Saat ini, kita sudah memasuki tahun baru Islam 1444 H. Setiap memperingati pergantian kalender Hijriyah, kita akan diingatkan dengan peristiwa Nabi Muhammad yang hijrah dari Mekkah menuju kota Yastrib atau Madinah untuk menyebarkan agama Islam. Peristiwa ini menjadi peristiwa ikonik sekaligus era baru kebangkitan peradaban Islam setelah masa jahiliah.

Momentum di atas, memberikan hikmah bahwa hijrah di era post-modern memberikan refleksi untuk mengingat kembali fase-fase perjuangan hidup manusia dalam mengapai harapan. Seberapa jauh kaki melangkah dan berusaha untuk meninggalkan hal buruk yang dilarang oleh agama. Dengan demikian, berhijrah berarti mengubah diri menjadi lebih baik dari masa sebelumnya.

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Berbicara tentang hijrah, sejatinya hijrah berasal dari kata kata dalam bahasa Arab haajaro, yang bermakna mufaroqoh atau meninggalkan suatu tempat menuju tempat yang lain. Sayangnya, substansi dan esensi hijrah jarang dikonversikan secara tepat dalam kehidupan sosial masyarakat. Sering terjadi, pemaknaan kata hijrah salah kaprah dan hanya bersifat “hasil penerjemahan” secara sepihak. 

Di beberapa tahun terakhir, hijrah di era post-modern sudah beralih dari tren beragama hingga menjadi sebuah gerakan. Tren beragama yang kental di masyarakat, menunjukkan adanya fase perjalanan dalam diri manusia, khususnya generasi milenial yang ikut serta dalam meramaikan pergerakan kajian Islam di Indonesia. Hijrah yang sudah menjadi gerakan di Indonesia, sudah berangsur-angsur terlembagakan dalam struktur sosial suatu masyarakat 

Hijrah yang sudah terlegitimasi dalam masyarakat, sering dibajak dan menjadi pintu masuk bagi gerakan yang memiliki tujuan tertentu. Gerakan tersebut berujung kepada pemahaman tren agama yang bersifat dogmatis dan cenderung disalah maknai oleh generasi milenial. Hal inilah yang sering dimanfaatkan kalangan radikal untuk masuk dan bersembunyi dibalik kata “hijrah”.

Dalam kesehariannya, hijrah bagi generasi milenial ditandai dengan cara memperbaiki akhlak dengan mengekspresikan corak beragamanya pada akun-akun media sosial. Sebut saja akun @pemuda hijrah atau hastag #hijrah yang sudah tersebar luas di media sosial. Tak ada yang salah selama yang disampaikan masih dalam konteks syariat agama. Akan tetapi yang disalahkan adalah hijrah yang berujung radikal yang harus kita waspadai. Terlebih generasi milenial yang masih labil.

Hijrah selanjutnya juga ditandai dengan style fashion yang syar’i. Biasanya dimulai dari jilbab panjang menutup dada, baju gamis panjang, kaus kaki, hand stock, dan sebagainya. Ada pula anak muda yang mengekspresikan hijrah dengan cara memelihara jenggot, memakai peci, dan juga menggunakan baju koko atau yang juga dikenal dengan sebutan baju taqwa.

Kemudian, hijrah juga diekspresikan dengan gaya bahasa tertentu. Biasannya bahasa Arab yang fenomenal seperti ana dan antum yang merujuk pada dirinya sendiri dan lawan bicaranya. Lalu ucapan terima kasih dan minta maaf yang digantikan dengan kata syukron dan afwan menjadi bahasa keseharian komunitas-komunitas hijrah yang bermunculan di Indonesia.  

Page 1 of 2
12Next
Tags: hijrahHijrah MilenialKomunitas HijrahSpiritual MarketplaceTren Beragama
Previous Post

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 038

Next Post

Era Digital, Radikalisme Diam-Diam Melaju

Yusup Nurohman

Yusup Nurohman

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Next Post
era digital

Era Digital, Radikalisme Diam-Diam Melaju

Habib Jafar Al Haddar

77 Tahun RI, Habib Milenial: Media Digital Belum Merdeka dari Radikalisme dan Intoleransi

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.