Kamis, Agustus 21, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Perempuan Dalam Jejaring Terorisme : Pergeseran Dari Simpatisan Menjadi Martir

Perempuan Dalam Jejaring Terorisme : Pergeseran Dari Simpatisan Menjadi Martir

Ikhtiar Memutus Sumber Ideologi Kekerasan dengan Penutupan Media Radikal

Dr. Suaib Taher by Dr. Suaib Taher
04/03/2021
in Kolom, Tajuk Utama
3 0
0
3
SHARES
51
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Islamina.id – Saya tertarik sekali dengan himbauan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), KH. Prof. Dr. Said Aqil Sirajd, MA  yang meminta pemerintah agar menutup akun-akun Wahabi di berbagai flatform media sosial. Tidak hanya berhenti di situ, Kiayi Said menegaskan dukungan NU terhadap pelarangan konten yang menjadi sumber kegaduhan, fitnah, hoax dan radikalisme. Alasannya cukup lugas dalam al-Quran bahwa Allah pun memerintahkan Nabi Muhammad untuk mengusir orang-orang yang membuat kegaduhan. 

Nampaknya permintaan Kiayi Said cukup beralasan. Jika kita perhatikan berbagai kejadian terorisme yang mengatasnamakan Islam di berbagai belahan dunia umumnya dilakukan oleh kelompok yang berafiliasi secara pemikiran dengan paham salafi Jihadis. Kita melihat  keterkaitan antara ISIS, Al-Qaeda, Boko Haram, Elshabab, Taliban, Jamaah Islamiyah, dan kelompok-kelompok teroris di Indonesia yang berafiliasi kepada kelompok ini seperti MIT, JAD, JAK dan JAT. 

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Baca juga: Penutupan Media Radikal Sebagai Tindakan Preventif

Global Terrorism Index (GTI) dalam laporannya pada tahun 2020 menyebutkan bahwa sejak ISIS kalah di Irak dan Suriah terjadi penurunan angka jumlah korban meninggal dan aksi terorisme bila dibandingkan sebelumnya. Namun, GTI menyebutkan bahwa para kombatan ISIS itu telah terserbar  di 27 negara yang selalu siap siaga melakukan aksi terorisme kapanpun melihat peluang untuk melakukan serangan. 

Berbagai aksi mandiri oleh serigala tunggal (lonewolf ) yang terjadi di beberapa negara mulai dari  Eropa,  Timur Tengah hingga Asia menunjukkan bahwa jaringan ISIS masih eksis. Mereka masih menjadi ancaman paling berbahaya dan terus menebar ancaman baik laten maupun manifest yang harus terus diwaspadai.  

Masih menurut GTI bahwa di penghujung tahun 2019 sekitar 14.000.000 orang korban meninggal dan pada tahun 2018 mencapai 24.000.000 ribu korban meninggal akibat tindakan terorisme. Sementara, tahun-tahun sebelumnya cukup variatif antara 14.000 sampai 20.000 korban. pertahun. Kalkulasi korban tersebut belum termasuk kerugian fisik dan infrastruktur serta kerugian materi dan dampak ekonomi akibat aksi teror tersebut. 

Fakta tersebut di atas menunjukkan betapa terorisme merupakan ancaman serius bagi kelangsungan peradaban manusia. Terorisme merupakan tragedi kemanusiaan yang dilakukan oleh umat beragama sementara mereka tidak menyadari hal tersebut. Mereka seolah pongah dengan apa yang mereka lakukan sebagai bagian dari menjaga agama, padahal sejatinya adalah menimbulkan kerusakan nyata di muka bumi. 

Allah telah menggambarkan perilaku kelompok seperti ini dalam surah Al-Baqarah ayat 11-12 yang artinya “ Jika dikatakan kepada mereka janganlah kalian berbuat kerusakan di muka bumi, mereka justru mengatakan bahwa sesungguhnya kami adalah orang orang yang melakukan perbaikan, Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka itu telah melakukan kerusakan sedang mereka tidak sadar”.

Inilah sebenarnya gambaran relevan pelaku teror yang mengaku dirinya memperjuangkan agama, namun mereka tidak sadar menjadi aktor paling nyata sebagai perusak di muka bumi. 

Ada Apa dengan Media Wahabi?

Kembali pada pertanyaan awal kenapa Saya pribadi tertarik dengan usulan permintaan penutupan media Wahabi? Di Indonesia, Wahabi yang mengklaim diri sebagai gerakan salafi bergerak begitu masif dan sistematis dalam beberapa dekade terakhir. Infiltrasi gerakan ini begitu sporadis mengisi ruang-ruang sosial masyarakat baik di majlis taklim, lembaga pendidikan, televisi hingga media sosial. 

Tidak hanya bergerak secara sporadis, kelompok salafi-wahabi secara sistematis melakukan kaderisasi di level kultural dengan membangun sejumlah lembaga pendidikan seperti sekolah, madrasah dan pesantren di berbagai daerah. Sementara pada level struktural, kelompok ini mendistribusikan kader masuk ke ruang pemerintahan dan perusahan swasta.

Page 1 of 2
12Next
Tags: ideologikekerasankh. said aqilmedsoswahhabi
Previous Post

Mengenal Kelompok Imagined Identities dan Kelompok Imagined Communities

Next Post

Muslimah Pakai Make Up, So What?

Dr. Suaib Taher

Dr. Suaib Taher

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Next Post
Muslimah Pakai Make Up, So What?

Muslimah Pakai Make Up, So What?

Dialektika Islamisme Orde Baru Sampai Sekarang

Dialektika Islamisme Orde Baru Sampai Sekarang

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.