Kekhasan materi kajian dan pendalaman melalui keteladanan (uswatun hasanatun) dari para kyai (pengasuh) dan dewan guru (asatidz-dzat) memberikan buah yang nyata dan sekaligus sebagai salah satu keunggulan karakter dan wawasan kebangsaan yang dalam.
Fungsi dakwah menunjukkan posisi strategis pesantren dalam mengembangkan pandangan dan sikap keislaman yang moderat (islam wasathiy). Pesantren Indonesia, bukan hanya di tingkat nasional, tetapi ke depan secara internasional juga dapat menjadi rujukan bagi paham dan praktik keberagamaan (islam) yang moderat.
Para Kyai dan Santri melalui ormas keagamaan seperti NU sebenarnya sudah mendorong posisi strategis pesantren sebagai rujukan dunia. Para santri dan kyai diundang untuk mempresentasikan tentang pandangan keagamaan yang moderat, sekaligus dirujuk sebagai cara untuk menyelesaikan konflik dan kerentanan konflik di berbagai negara seperti Afghanistan dan beberapa negara di Timur Tengah. Ini adalah awal, dan selanjutnya akan didorong lebih kuat dan makin meluas.
Fungsi Pesantren Bagi Masyarakat
Fungsi pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu fungsi yang selama ini dijalankan oleh sebagian pesantren. Pesantren menjadi pusat pemberdayaan ekonomi, bukan hanya kepada para santri dan alumni, tetapi juga masyarakat di sekitarnya.
Untuk mencukupi kebutuhan harian para santri dan dalam momen sambangan para keluarga santri, keduanya merupakan contoh bagaimana hubungan ekonomi diselenggarakan pesantren untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar pesantren.
Bahkan sebenarnya bukan hanya keadaan yang natural seperti itu, tetapi juga secara khusus didesain (intended) untuk pemberdayaan masyarakat: ada pelatihan dan mendekatkan akses permodalan, sebagai contoh.