Dalam dunia politik, fenomena pasca-kebenaran mudah sekali diciptakan. Bahkan, dikisahkan salah satu fenomena ini menjadi popular lantaran adanya kontestasi pemilihan Kepala Negara Amerika Serikat yang diikuti oleh oleh Donald Trump dan Hillary Clinton. Saat itu, Trump mengeluarkan sebuah pernyataan yang sangat kontroversial, yakni ia melabeli berita yang diproduksi oleh media-media terverifikasi di Amerika Serikat sebagai fake news (berita palsu). Ia menuduh bahwa media-media mainstream tidak fair dan ingin menjatuhkan kredibilitas dirinya dalam pilpres di AS. Ia pun bersikap antipati terhadap pers di Amerika.
Kepercayaan terhadap media sosial yang notabene secara akademis banyak hoax-nya daripada media mainstream yang terjaga kebenarannya semakin menggejala di negara Indonesia. Hampir setiap warga negara Indonesia mengonsumsi warta yang tersebar di media sosial. Dan sangat minim warga negara yang secara konsisten mengkonsumsi media mainstream.
Politisasi agama di era post-truth melalui media sosial sangat mudah sekali dilakukan. Para pemain politik dapat dengan mudah membuat berita yang sesuai dengan kepentingan politik dengan menukil dasar-dasar agama yang mendukung. Sementara, dasar-dasar agama yang bertentangan dengan syahwat politik kelompok tersebut disembunyikan rapat-rapat. Sebaliknya, terhadap kelompok lain, mereka memproduksi berita di media sosial yang bernada merendahkan serta menyalahkan kelompok lain. Dasar-dasar agama yang menguatkan pendapat ini pun juga disajikan serta menyimpan dasar-dasar agama yang tidak sejalan dengan pikiran mereka.
Dan fenomena betapa media sosial kita sudah penuh dengan berita bernuansa politisasi agama tidak dapat dibantahkan. Untuk itulah, tugas setiap kita adalah selalu mengajak kepada warga negara untuk cerdas dalam menggunakan/mengonsumsi produk media sosial. Selain itu, setiap kita juga mengajak kepada setiap warga negara untuk bisa mengaji ilmu agama yang cukup kepada para guru agama yang jelas kemampuan beragamanya. Jangan sampai masyarakat terombang-ambing dalam dunia politik lantaran pondasi dan Ilmu agama yang rapuh.
Wallahu a’lam.