Banyak sekali kita saksikan ketidaksiapan teologis dalam menghadapi wabah yang menyebabkan religious shock yang tidak produktif. Doktrin fatalistik kerap dijadikan pijakan teologis dengan narasi : mati ada yang ngatur tidak perlu takut wabah. Kegagalan etis juga kerap disaksikan dengan memandang peraturan dan protokol kesehatan sebagai suatu hambatan beraktifitas.
Kegagalan teologis dalam mengadaptasi kondisi wabah memunculkan sikap dan perilaku keagamaan yang juga tidak ramah kesehatan. Memilih lebih percaya wabah sebagai hoax dan konspirasi atau wabah sebagai hukuman terhadap mereka yang tidak seagama hingga wabah tidak akan mematikan. Penentangan terhadap aturan dan pengetatan dalam beribadah semata untuk kemashlahatan dianggap sebagai bagian dari pelarangan beribadah.
Ada kedangkalan pengetahuan masyarakat dalam memahami wabah dalam perspektif agama dengan pemahaman yang tidak utuh baik pada aspek teologi, hukum hingga etika. Di sinilah penting membuat paket pelajaran agama yang mampu berdialog dengan kekinian bukan sebatas fatwa-fatwa reaksioner. Pelajaran agama dengan tema pandemi penting diajarkan di sekolah sebagai bagian suplemen pelajaran yang memperkuat kecerdasan sosial dan spiritual anak didiknya dalam menghadapi pandemi.
Tawaran Tema Paket Pembelajaran Agama di Masa Pandemi
Saya menyebutnya paket karena pelajaran Islam bukan sekedar tentang fikih peribadatan, tetapi menyangkut teologi dan akhlak. Paket pelajaran ini penting diajarkan kepada peserta didik bukan sebagai pengetahuan jangka pendek, tetapi penanaman nilai jangka panjang sebagai pedoman beragama dalam menghadapi perubahan apapun ke depan.
Dalam konteks ini, Kementerian Agama Saya kira harus segera membuat modul dan materi pembelajaran agama di tengah pandemi, bukan pada aspek regulasi dan cara belajar semata, tetapi subtansi pengajaran. Paket pendidikan agama yang lengkap mencakup pengetahuan teologi (akidah), hukum peribadatan, dan akhlak beragama dalam menghadapi pandemi yang bisa menjadi panduan peserta didik.
Dalam tema-tema teologi bisa diajarkan bagaimana agama memandang wabah dari aspek kehadiran Tuhan, takdir dan hakikat wabah dalam sejarah manusia. Dalam aspek peribadatan anak didik diajarkan hukum beribadah dengan standard prokes kesehatan, dalil kondisi darurat dalam beribadah dan kaidah kemashlahatan dalam beribadah termasuk penutupan rumah ibadah. Dalam aspek etika atau akhlak, tema-tema yang diajarkan adalah perilaku hidup bersih sebagai standard keimanan, sikap mengelola informasi, dan sikap kepatuhan terhadap standard prokes.
Optimisme melawan covid-19 memang harus menjadi bagian semangat yang harus ditanamkan dalam setiap masyarakat. Namun, kesiapan pengetahuan dalam menghadapi pandemi juga harus menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Ke depan apapun wabah dan kondisi darurat terjadi, masyarakat sudah sigap secara pengetahuan dan perilaku. Salah satu memupuk kesiapan tersebut melalui lembaga pendidikan.