Rabu, Oktober 8, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Damai

Fitrah Damai dan Ejawantah Kerukunan

Fitrah Damai dan Ejawantah Kerukunan

Muhammad Itsbatun Najih by Muhammad Itsbatun Najih
11/06/2022
in Kolom, Tajuk Utama
3 0
0
3
SHARES
53
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Perayaan Idul Fitri dan seremoni Syawalan memang telah usai. Semarak Halal bihalal sebagai laku lampah khas masyarakat Indonesia, senyatanya menunjukkan karakter dasar (fitrah) manusia untuk kembali merajut damai dan persaudaraan. Nuansanya menyesap melintas batas keyakinan. Ada tamsil keberagaman yang meneduhkan: melihat spanduk ucapan selamat Idul Fitri terpasang di sejumlah gereja dan vihara di Kudus, Jawa Tengah. Nuansa kerukunan antar pemeluk agama juga bisa  dilihat di Kabupaten Semarang. Di Dukuh Tekelan, Desa Batur, Kecamatan Getasan, diadakan silaturahmi antarwarga di jalanan dukuh di depan masjid pada 1 Syawal. Hajatan massal ini menjadi kegiatan bersama yang juga dihadiri warga penganut Kristen, Katolik, dan Buddha.  

Ada tamsil yang menghentak sanubari dari guru bangsa kita, Gus Dur. Ketika ditanya apakah dirinya memaafkan kepada pihak-pihak yang pernah menzaliminya, Gus Dur sontak mengatakan: Maaf ya, lupa tidak! Jawaban Gus Dur amat menyejukkan, diplomatis, sekaligus manusiawi. Sejuk karena Gus Dur mau memaafkan kepada yang telah menzalimi. Kebesaran hati beserta kesadaran religius yang tinggi, yang kiranya menjadikannya memilih jalur damai: memaafkan sekaligus menihilkan potensi konflik akar rumput. Gus Dur menempuh jalan nirkekerasan demi mewujudkan persatuan masyarakat Indonesia. Sekaligus eksplisit mengajarkan bahwa persatuan dan perdamaian di atas segala-galanya.  

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Jawaban Gus Dur juga diplomatis dengan kesadaran bahwa segala bentuk tragedi dan konflik antar sesama tidak bisa dihilangkan dari ingatan. Salah besar bila ada yang hendak menghapus ingatan atas sebuah tragedi kemanusiaan. Justru dengan mencoba menghapus memori tentangnya, semakin tertancap kuat dalam alam bawah sadar dan secara tidak langsung memelihara bara dalam sekam. Maka, yang menarik dari Gus Dur, adalah menjadikan tragedi/konflik sebagai pengingat untuk evaluasi diri dan pembelajaran bagi generasi selanjutnya agar tidak mengulang atas kesalahan yang sama. 

Lantas apakah manusia disorongkan untuk seakan-akan tidak boleh marah dan senantiasa tersenyum meski disakiti? Ada petuah Nabi Muhammad Saw yang begitu menarik perihal resolusi konflik antarsesama. Yakni, ada semacam masa tenggang selama tiga hari untuk mendiamkan bagi yang sedang berselisih. Kebolehan ini sebagai upaya penyaluran emosi yang sifatnya natural. Dalam tempo tiga hari, agama bermaksud agar masing-masing pihak yang bertikai bisa meredam munculnya emosi yang lebih besar. Pun, mengevaluasi diri dan berpikir panjang. Sehingga potensi konflik berkepanjangan bisa ditangkal. 

Kita juga mengenal Nelson Mandela. Ia beserta rakyatnya mengalami tragedi kemanusiaan bertahun-tahun. Mendekam lama di penjara, dan kala begitu menghirup udara kebebasan, Mandela menampilkan langkah damai. Perjuangannya berupa penghapusan diskriminasi rasial berhasil. Namun, ia tidak lantas menghukum balik kepada pihak-pihak yang pernah menzaliminya. Padahal bisa saja dilakukannya saat duduk di kursi kekuasaan. Terbukti, sebagaimana Gus Dur, langkah Mandela sukses mewujudkan persatuan dan persaudaraan masyarakat Afrika. Bagi Mandela, warna kulit hanyalah tampilan luaran sebagaimana ragam bentuk fisik manusia. Jati diri manusia terletak pada dimensi kemanusiaannya itu sendiri yakni, pribadi cinta damai.  

Page 1 of 2
12Next
Tags: damaiHalal bi HalalIdul FitriKerukunan BeragamaperdamaianRekonsiliasiSARA
Previous Post

Tidurnya Orang-Orang Saleh

Next Post

Politisasi Agama di Era Post-Truth

Muhammad Itsbatun Najih

Muhammad Itsbatun Najih

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Next Post
Post Truth

Politisasi Agama di Era Post-Truth

Life Skills

Penguatan Life Skills, Mencegah Remaja Terpapar Radikalisme

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

gerakan gen z

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (2)

13/09/2025
asia spring

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (1)

12/09/2025
Rasulullah SAW Teladan dalam Segala Aspek Kehidupan

Rasulullah SAW Teladan dalam Segala Aspek Kehidupan

09/09/2025
hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    327 shares
    Share 131 Tweet 82
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    309 shares
    Share 124 Tweet 77
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    268 shares
    Share 107 Tweet 67
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    263 shares
    Share 105 Tweet 66
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    258 shares
    Share 103 Tweet 65
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.