Kabar banyaknya utusan Muslim terbunuh oleh makhluk-makhluk halus tersebut membuat Sultan Al-Gabah marah. Untuk itu beliau mengirim Syekh Subakir yang sakti agar “menumbali” tanah Jawa. Dan pada akhirnya tanah Jawa dapat ditempati atau menjadi ladang syiar Islam, (Sunyoto, 2016).
Sumber lain dari Marcopolo, menyatakan bahwa penduduk tanah Jawa yang masuk Islam masih sedikit sekitar kota. Namun di pedalaman, penduduknya masih hidup seperti hewan. Mereka dikabarkan masih memakan daging manusia (Hambis, 1955).
Kisah ini mewarnai sketsa kita bahwa dahulu tanah Jawa sangat menakutkan, angker, dan tidak terjamah oleh manusia. Sesuatu yang pada zaman sekarang dianggap irasional. Hal ini yang banyak dan terus-menerus digambarkan publik.
Baca Juga:
Sejarah Islam (1): Pengaruh Cina-Champa Ke Nusantara
Referensi:
Afdillah, Muhammad. “Agama Jawi: Sejarah, Ajaran dan Perkembangannya”. Jurnal Kajian Keislaman “al-Afkar ”, Vol. 3, No. 2. 2010.
Hambis, Louis (ed.), Marco Polo, La Description du Monde, Paris: Klincksieck. 1955.
Sunyoto, Agus. “Eksistensi Islam Nusantara”, Jurnal Mozaic Islam Nusantara, Vol. 2, No. 2. 2016. Sukri, Mat. Kitab Musarar Syaikh Subakir (Asal Muasal Tanah Jawa). Yogyakarta: Haura Pustaka. 2011.
Tanojo, R., Primbon Ramal Djajabaja, Surakarta, 1956.