Pemuda dan pemudi Islam harus bersikap inklusif. Indonesia tidak hanya dihuni oleh satu agama. Indonesia juga bukan negara agama. Indonesia juga tidak dihuni oleh satu suku. Oleh karena itu, para pemuda dan pemudi Islam harus menghargai, merangkul, dan tidak menyulut sikap intoleransi terhadap pemuda-pemudi agama lain.
Di Alquran juga sudah mengingatkan kita dengan ayat yang berbunyi:
وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّلْعَالِمِينَ
”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.” [Q.S. ar-Rum: 22]
Baca juga: Hikmah Perbedaan Bahasa, Warna Kulit dan Cara Menyikapinya
Kemudian surah al-Hujurat ayat 13 yang artinya:
“Wahai manusia! Sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kamudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.”
3. Jalan Tengah

Para ulama salaf telah memberikan contoh kepada kita apa yang dinamakan dengan “jalan tengah”. Contohnya seperti para Imam madzhab antara lain; Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Hanbali. Mereka berbeda dalam perspektif fikih misalnya. Dan empat madzhab ini dianut oleh umat Islam di Nusantara.
Jalan tengah ini bisa juga disebut wasathiyah atau moderat. Sikap moderat harus dimiliki oleh siapapun, tanpa terkecuali bagi para pemuda dan pemudi Islam. Lihat saja kelompok-kelompok yang tidak mempunyai sikap ini. Selalu memusuhi kelompok yang berbeda pandangan dengan mereka. Kelompok ini sebenarnya sedikit, tetapi sangat berisik dan mengancam kedamaian hidup warga +62 !
Kesimpulannya, marilah para pemuda dan pemudi Islam menerapkan tiga nasehat diatas. Jadilah contoh ummatan wāẖidah. Tidak saling memusuhi, tidak saling mencaci-maki, tidak saling mengkafirkan, dan harus menciptakan perdamaian.
wallahu a’lam